Tabiat Imam Ghozali Pengangguran Bunuh Ibu Kandung di Semarang, Dikenal Pecandu Pil Koplo

- Senin, 24 Februari 2025 | 07:56 WIB
Tabiat Imam Ghozali Pengangguran Bunuh Ibu Kandung di Semarang, Dikenal Pecandu Pil Koplo



POLHUKAM.ID  - Moeh Ghozali terus meratapi istrinya Salamah yang dibunuh anaknya sendiri,  Imam Ghozali di rumah jalan Gunungsari RT 010 RW 009 Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari Semarang, Selasa (18/2/2025) malam.

Pelaku yang adalah anak pertama Moeh Ghozali dengan Salamah berhasil ditangkap pada Minggu (23/2/2025) setelah sempat buron beberapa hari.


Moeh lantas menuturkan tabiat anaknya itu.

Pelaku Imam Ghozali sebelumnya pernah meminta rumah yang ditempatinya.


"Adik-adiknya marah waktu itu. Kamu gimana wong tuo (orang tua) masih kok ngomong warisan," imbuhnya.

Menurutnya, pelaku sering membuat ulah ketika berada di luar rumah. Bahkan pelaku sempat akan dihajar massa.

"Anak saya bilang katanya mau di massa. Minta tolong ke ketua RT tetapi tidak berani. Yang berani menghadapi saya," katanya.

Dikatakannya pelaku diusianya 36 masih menganggur.

Kerjaannya hanya mabuk-mabukan dan mengkonsumsi pil koplo.


"Bahkan meminta warisan rumah untuk itu," ujarnya.

 

Tak Masalah Anaknya Dihukum Mati
Moeh sebagai orang tua meminta anaknya yang membunuh istrinya dihukum setimpal dengan perbuatannya.


Dirinya ikhlas ketika anak dihukum mati.

"Saya tidak masalah jika dihukum seberat-beratnya. Jika perlu dihukum mati" tegasnya.

Moeh awalnya tidak mengetahui jika anaknya Imam Ghozali (36) membunuh ibunya. Saat kejadian dirinya sedang bekerja.

"Saya baru tahu pukul 07.30. Saya diberitahu teman saya  datang ke tempat kerjaan.


Bahwa saya harus pulang karena istri di bunuh," ujarnya kepada tribunjateng.com, Rabu (19/2/2025).

Dia hanya mengetahui istrinya telah dibawa ke masjid kondisi dan akan disalatkan. Bahkan dia tidak tahu apa alasan anaknya membunuh ibunya.

"Saya tidak tahu dimana lukanya apa penyebabnya," ujarnya.

 

Motif Anak Bunuh Ibu

Peristiwa pembunuhan ini terjadi di rumah korban pada Selasa (18/2/2025) sekira pukul 23.15 WIB.

Sejumlah saksi yang merupakan para tetangga korban sempat mendengar teriakan korban meminta tolong.

Para tetangga lantas keluar rumah lalu melihat korban sudah bersimbah darah di teras rumahnya.

Warga lantas melarikan korban ke rumah sakit Roemani Semarang.

Selepas mendapatkan perawatan, korban dinyatakan meninggal dunia.

"Soal motif masih kami dalami," terang Andika.


Informasi yang dihimpun Tribun, terduga pelaku melakukan pembunuhan lantaran tak dipenuhi permintaannya ketika meminta uang ke ibu korban.

Pelaku yang pengangguran lantas marah kemudian melakukan penganiayaan pada korban dengan menggunakan pisau hingga korban alami sejumlah luka tusuk di tangan, punggung dan dada.

Selepas membunuh ibunya pelaku kabur

Sumber: Tribunnews 

Komentar