"Kabar saya ingin kembali memimpin tidak berdasar. Saya hanya ingin mengumpulkan politisi yang memiliki satu prinsip sebelum PRU15," terang Muhyiddin dikutip media online lokal, The Star, Senin (6/6/2022).
Pesta demokrasi di Malaysia belum diputuskan jadwalnya. Namun, PM Ismail Sabri Yaakob meminta koalisi Barisan Nasional (BN) untuk bersiap dan mulai kembali mengumpulkan suara.
Berbicara di Konvensi BN pekan lalu, Ismail Sabri menekankan, PRU15 harus dijadikan sebagai momentum untuk membangkitkan martabat BN sebagai wadah politik yang mampu mengembalikan kejayaan Malaysia.
"Agar mimpi buruk dua puluh dua bulan terakhir tidak terulang, kita harus bekerja keras, bersiap, dan bersatu penghadapi PRU15 yang akan datang kapan saja," ujar Ismail Sabri dikutip Bernama, Minggu (5/6/2022).
"Meski penilaian masyarakat sudah mulai kembali ke BN, kita tidak boleh merasa aman karena masih banyak yang harus dilakukan untuk memenangkan hati rakyat, untuk memastikan kesuksesan PRU15," tegasnya.
Situasi politik Malaysia penuh gejolak sejak mantan PM Mahathir Mohamad mundur dan digantikan Muhyiddin Yassin.
Pada Agustus lalu, Muhyiddin kehilangan dukungan mayoritas di parlemen, dan menghadapi mosi tidak percaya. Akhirnya, ia digantikan Ismail Sabri.
Pemerintahan Ismail Sabri menyebut, PRU15 tidak akan digelar hingga 2023. Tetapi muncul desakan agar pemilu segera digelar. Salah satunya dari Partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO). Dibutuhkan 112 dari 222 kursi di Dewan Rakyat untuk mendapat mayoritas dan memenangkan pemilu.
Sumber: rm.id
Artikel Terkait
[ANALISIS] Peringatan Keras Panglima TNI Untuk Prajurit Aktif Rangkap Jabatan
Jokowi Diminta Sembunyi Dulu 5 Tahun
Tegas! Dikontak Pertamina, Fitra Eri Tolak Tawaran untuk Bantah Isu Pertamax Oplosan
Intip Dua Sosok Istri Tersangka Mega Korupsi Minyak Mentah, Langsung Gembok Akun Medsos