Ketiga astronaut tiba di stasiun enam jam setelah pada pukul 02.44 GMT, mereka lepas landas dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di Gurun Gobi, dengan roket Long March-2F.
Kapsul yang memboyong Komandan Chen Dong, Liu Yang dan Cai Xuzhe, merapat ke pelabuhan Tianhe, pada Minggu (5/6/2022) pukul 09.42 GMT.
Tianhe, yang berarti 'Istana Surgawi' dikirim ke orbit rendah Bumi pada April 2021, sebagai peluncuran pertama fase akhir program Tiangong. Modul sepanjang 16,6 meter ini telah menjadi bagian dari Program Luar Angkasa Berawak China atau 'Proyek 921'
Diharapkan Tiangong akan beroperasi penuh pada akhir tahun.
Nantinya selama di orbit, Chen dan lainnya akan melakukan berbagai eksperimen ilmiah dan kegiatan pendidikan; melakukan beberapa perjalanan luar angkasa dan memasang beberapa peralatan baru di dalam dan di luar Tianhe.
Para astronaut itu juga akan mengawasi kedatangan dua modul Tiangong lainnya, Wentian ('Mencari Surga') dan Mengtian ('Bermimpi tentang Surga'). Kedua modul itu, masing-masing akan dijadwalkan untuk meluncur pada Juli dan Oktober.
Pada saat peluncurannya tersebut, Wentian dan Mengtian akan menempel di kedua sisi Tianhe, membentuk pos orbit berbentuk T, dengan ukuran mencapai 20 persen dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Dua misi awak sebelumnya yang dikirim ke Tianhe adalah Shenzhou 12 dan Shenzhou 13. Pada masa peluncurannya, mereka juga mengirim tiga astronaut ke modul inti. Shenzhou 12 diluncurkan pada Juni 2021 dan berlangsung selama tiga bulan.
Sementara Shenzhou 13, yang berangkat dari Bumi pada pertengahan Oktober lalu, berada di stasiun selama enam bulan. Para awak Shenzhou 13 telah kembali ke Bumi pada pertengahan April.
Sementara itu, Shenzhou 15 diperkirakan akan diluncurkan sekitar akhir tahun ini. Belum segera diketahui banyak soal detail dari peluncuran misi ini. Namun, jika semuanya berjalan sesuai rencana, Shenzhou 15 akan tumpang tindih dengan Shenzhou 14.
Seperti dilaporkan space.com, ini akan menandai serah terima kru pertama dari stasiun luar angkasa Tiangong.
Seperti dilaporkan AFP, China telah dikeluarkan dari ISS sejak 2011, ketika Amerika Serikat (AS) melarang NASA terlibat dengan negara itu.
Sementara China tidak berencana menggunakan stasiun luar angkasanya untuk kerja sama global dalam skala ISS, Beijing mengatakan pihaknya terbuka untuk kerja sama asing.
Di bawah pemerintahan Presiden Xi Jinping, China terlihat berambisi untuk menggenjot program luar angkasanya, bersaing dengan Rusia ataupun Amerika Serikat.
Ekonomi terbesar kedua di dunia itu tercatat telah menggelontorkan miliaran dolar, dengan harapan memiliki stasiun luar angkasa berawak permanen pada 2022 dan akhirnya mengirim manusia ke Bulan.
Program luar angkasa negara itu, yang dijalankan oleh militer, telah sukses mendaratkan rover di Mars dan meluncurkan probenya ke Bulan.
Peluncuran dan kedatangan Shenzhou 14 di Tianhe, sementara itu, melanjutkan tahun 2022 yang sibuk dalam penerbangan antariksa manusia.
Tahun ini, Bumi telah melihat begitu banyak perjalanan luar angkasa. Di antaranya termasuk dua misi wisata luar angkasa suborbital yang dilakukan oleh perusahaan kedirgantaraan Jeff Bezos, Blue Origin; peluncuran tiga kosmonot ke ISS dengan pesawat ruang angkasa Soyuz Rusia; kembalinya seorang astronaut NASA dan dua kosmonot di Soyuz; misi astronaut swasta pertama untuk perjalanan ke ISS; touchdown Shenzhou 13; peluncuran Crew-4, penerbangan astronaut terbaru SpaceX yang dikontrak ke ISS untuk NASA; hingga pendaratan Kru-3 SpaceX pada 6 Mei.
Sumber: akurat.co
Artikel Terkait
Memaksa Bendera Pusaka Berkibar di IKN
Bahlil dan Agus Kartasasmita Diduga Punya Masalah yang Mirip Airlangga Hartarto
Rocky Gerung Sebut Ucapan Selamat Jalan Luhut ke Jokowi Penanda, Penanda Apa?
Pasutri di Sidoarjo Diduga Bekerja Sama Cabuli Siswi SD Penyandang Disabilitas