Melansir dari siaran resminya, Selasa (07/06) peluncuran super apps dilaksanakan di acara Pesta Rakyat Bantimurung Keren yang berlokasi di pelataran parkir Bantimurung Waterpark dan dihadiri oleh Bupati Kabupaten Maros, Andi Syafril Chaidir Syam, ribuan warga, serta kelompok pemusik yang berlangsung selama tiga hari, mulai dari 3 hingga 5 Juni 2022.
Dijuluki Super Maros, super apps merupakan layanan kependudukan digital dan juga portal informasi terkini tentang Kabupaten Maros yang diharapkan mampu memudahkan dan meningkatkan layanan kepada masyarakat, sekaligus sebagai salah satu wujud transformasi digital yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Maros.
“Kurang lebih satu tahun, Lintasarta dan Pemerintah Kabupaten Maros secara intensif bekerja sama mempersiapkan aplikasi Super Maros yang diluncurkan hari ini. Aplikasi super apps diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Maros ataupun wisatawan yang ingin berwisata di Maros, dan semuanya dapat dilakukan dalam satu genggaman,” kata Baginda PH Simbolon, Lintasarta East Indonesia Regional Senior Vice President.
Lanjut Baginda, beberapa kemudahan yang dimaksud meliputi, pengurusan dokumen kependudukan yang sudah terhubung dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kabupaten Maros, pembayaran tagihan seperti Listrik, PDAM, dan BPJS melalui berbagai jenis metode pembayaran digital seperti OVO, Transfer bank (Bank Mandiri & Bank BNI) dan QRIS, pembelian pulsa dan paket data, serta pembelian tiket wisata.
“Solusi kota pintar dari Lintasarta, SKOTA, tidak hanya menyediakan teknologi dan infrastruktur untuk pembangunan kota pintar, tetapi merupakan solusi yang menyeluruh dari awal sampai akhir. SKOTA by Lintasarta mencakup master plan, infrastruktur IT, solusi integrasi data, perubahan manajemen, hingga sosialisasi ke masyarakat,” imbuh Baginda.
Kominfo sendiri sebelumnya telah mencanangkan program 100 Smart City di Indonesia dari tahun 2017, bersama-sama dengan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PUPR, Kementerian Keuangan, Kementerian PANRB dan Bappenas. Sejak saat itu, semakin banyak pemerintah kota yang ingin mewujudkan kota pintar di daerahnya dengan berpusat kepada manusia.
Kota pintar sering dipandang dari sudut teknosentris (berpusat pada teknologi). Hal ini mengingat teknologi terutama ICT memang menjadi bagian yang membedakan kota pintar dengan kota biasa. Sebagai contoh, salah satu definisinya adalah “pengembangan kota yang berbasis teknologi informasi”.
Sumber: republika.co.id
Artikel Terkait
Memaksa Bendera Pusaka Berkibar di IKN
Bahlil dan Agus Kartasasmita Diduga Punya Masalah yang Mirip Airlangga Hartarto
Rocky Gerung Sebut Ucapan Selamat Jalan Luhut ke Jokowi Penanda, Penanda Apa?
Pasutri di Sidoarjo Diduga Bekerja Sama Cabuli Siswi SD Penyandang Disabilitas