BANDUNG NEWS - Era digital membawa perubahan besar dalam kehidupan umat manusia. Implikasi dari perubahan ini adalah adanya pergeseran dalam cara berpikir, berperilaku, dan berkomunikasi.
Perubahan juga berdampak pada dunia pendidikan. Ruang kelas kini mulai tergantikan oleh ruang virtual. Jarak dan waktu pun kini tak lagi relevan untuk dipermasalahkan.
Merespons hal tersebut, Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) menggelar Insan Cita Talk (IC Talk) dengan tema Masa Depan Pendidikan Berbudaya Digital pada Minggu (28/01/2024).
Baca Juga: 5 Deretan Glamping dengan Suasana Menyatu dengan Alam di Bandung Berikut Harga dan Lokasinya
Hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut adalah perwakilan dari tim pemenangan pasangan calon presiden dan wakil presiden untuk Pilpres 2024.
Dari Tim Pemenangan Nasional Anies-Muhaimin (Timnas AMIN) diwakili oleh Totok Amin Soefijanto, Ed.D., Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran diwakili oleh Budiman Sudjatmiko, M.A., M.Phil., dan Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud diwakili oleh Enda Nasution, S.T.
Membuka acara, Rektor UICI Prof. Dr. Laode Masihu Kamaluddin, M.Sc., M.Eng, menekankan pentingnya kehadiran perguruan tinggi berbasis digital.
Baca Juga: Capres Anies Baswedan Kampanye Akbar di Bandung Hari Ini: Perubahan Ada di Jawa Barat
Dalam hal ini, UICI telah mampu mewujudkan mimpi menghadirkan perguruan tinggi berbasis digital yang bisa diakses oleh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja.
Model pendidikan digital ini, menurut Prof. Laode, sangat relevan dengan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan. Dengan model seperti ini, pendidikan dapat dijangkan oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa ada batasan jarak dan waktu.
Prof. Laode menjelaskan kehadiran UICI didasari oleh niat luhur untuk turut mencerdaskan kehidupan bangsa. UICI hadir untuk menjangkau yang tidak terjangkau, to reach the unreachable.
Baca Juga: 5 Tempat Main Bilyard Seru di Bandung Lengkap dengan Harga dan Lokasinya
"Kita bisa penuhi dengan istilah no one left behind, tidak boleh ada anak bangsa yang tertinggal di dunia pendidikan. Kita semua tahu bahwa negara maju itu karena jumlah sarjananya rata-rata di atas 50 persen, sementara di Indonesia baru 6-7 persen," lanjutnya.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: bandungnews.id
Artikel Terkait
Memaksa Bendera Pusaka Berkibar di IKN
Bahlil dan Agus Kartasasmita Diduga Punya Masalah yang Mirip Airlangga Hartarto
Rocky Gerung Sebut Ucapan Selamat Jalan Luhut ke Jokowi Penanda, Penanda Apa?
Pasutri di Sidoarjo Diduga Bekerja Sama Cabuli Siswi SD Penyandang Disabilitas