Evakuasi Tabrakan KA di Cicalengka Rampung, Layanan KA Lokal Bandung dari Padalarang Dibuka Kembali

NGAMPRAH, polhukam.id -- Proses evakuasi rangkaian Kereta Api (KA) Turangga dan Commuter Line atau KA Lokal Bandung Raya yang terlibat kecelakaan di Cicalengka, Kabupaten Bandung, telah rampung.

Jalur rel antara Stasiun Haurpugur dan Cicalengka di KM 181 700 itu telah aman dilalui KA, Sabtu 6 Januari 2024 sekitar pukul 06:30 WIB. Untuk memastikan keselamatan jakur, PT KAI melakukan uji coba menggunakan dua lokomotif di lintasan tepat di lokasi bekas tabrakan.

"Evakuasi sudah selesai. Jalur sudah aman dilalui pukul 06.30 WIB. Tad dilakukan ujicoba jam 07.28 WIB menggunkan 2 lokomotif, sudah aman," papar Manager Humas PT KAI Daop 2 Bandung, Ayep Hanapi saat dihubungi.

Dengan selesainya evakuasi rangkaian KA Commuter Line dan KA Turangga, PT KAI telah membuka kembali layanan angkutan penumpang KA lokal Bandung Raya yang sebelumnya sempat terhenti imbas insiden kecelakaan.

"Layanan kereta api lokal Bandung Raya sudah normal lagi," tambah Ayep.

Baca Juga: Ternyata Nama Jalan ABC di Bandung Tak Terinspirasi dari Pahlawan, Ini Kepanjangan dan Sejarahnya

Terpisah, Rudi, 23 tahun, salah seorang penumpang KA lokal Bandung Raya asal Cimareme, mengaku senang karena KA Commuter Line telah beroperasi kembali. Dirinya tak perlu lagi menggunakan beberapa kendaraan umum untuk sampai ke tempat kuliah.

"Senang banget bisa dibuka lagi. Soalnya kemarin gak bisa. Jadi ribet banget mau pergi ke kampus mesti turun naik kendaraan. Kalau ada kereta cuma dua kali naik," papar Rudi saat ditemui di Stasiun Padalarang.

Rudi ikut berduka insiden kecelakaan KA ini menelan 4 orang korban meninggal dunia. Dirinya berharap kejadian seperti ini tak terulang kembali di kemudian hari. PT KAI mesti berbenah diri dengan cara memperbaharui infrastruktur telekomunikasi dan rel supaya dibuat jalur ganda.

Baca Juga: Total 1,3 Juta Formasi untuk Jadi PPPK dalam Rekrutmen CASN 2024: 3 Kategori Tenaga Honorer Ini Diprioritaskan, Siapa Saja?

"Mudah-mudahan ini peristiwa terakhir dalam sejarah transportasi kita. Harapannya di jalur Haurpugur dibuat double track jadi gak ada istilah silang dulu," tandasnya.