polhukam.id -- Pembangunan Jembatan Walahar di Jawa Barat menghadapi tantangan serius selama 3 tahun terakhir, seiring dengan dampak pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia.
Proyek ini, yang dimulai pada tahun 2019, mengalami penundaan sebelum dilanjutkan kembali pada tahun 2023.
Jembatan yang terletak di Kabupaten Karawang, menjadi perhatian utama pemerintah daerah.
Baca Juga: Spesifikasi Redmi Note 13 Series Indonesia, Rumornya Dapat Pembaruan Android 3 Tahun
Renovasi jembatan peninggalan zaman Belanda ini, yang seharusnya menghubungkan Desa Walahar Kecamatan Klari dengan Desa Kutapohaci Kecamatan Ciampel, diharapkan dapat mengatasi kemacetan di jalur tersebut.
Meski proyek ini menyasar solusi untuk kemacetan, warga setempat banyak mengeluhkan dampaknya, terutama karena jembatan yang sempit.
Proyek ini, bernama Jembatan Walahar, menelan biaya besar, mencapai Rp51 miliar.
Biaya tersebut terbagi dalam dua tahap, dengan tahap pertama sebesar Rp15 miliar dan tahap kedua sebesar Rp36 miliar.
Dilansir dari laman jabarprov.go.id, jembatan ini direnovasi untuk menggantikan jembatan bendungan dengan struktur yang lebih kuat, lebar, dan luas.
Panjang jembatan mencapai 130 meter dengan lebar 7 meter, dan diharapkan dapat mengatasi masalah kemacetan yang sering terjadi di sekitar lokasi tersebut.
Meskipun proyek ini mengalami hambatan selama 3 tahun, pemerintah setempat optimis bahwa Jembatan Walahar akan segera beroperasi pada tahun 2024.
Dengan adanya langkah-langkah renovasi ini, diharapkan masyarakat dapat merasakan manfaatnya dalam mengurangi kemacetan dan memperbaiki kondisi infrastruktur di Jawa Barat.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: ayobogor.com
Artikel Terkait
Memaksa Bendera Pusaka Berkibar di IKN
Bahlil dan Agus Kartasasmita Diduga Punya Masalah yang Mirip Airlangga Hartarto
Rocky Gerung Sebut Ucapan Selamat Jalan Luhut ke Jokowi Penanda, Penanda Apa?
Pasutri di Sidoarjo Diduga Bekerja Sama Cabuli Siswi SD Penyandang Disabilitas