polhukam.id – Proyek pembangunan jembatan yang melintasi Sungai Bengawan Solo, sungai terpanjang di Pulau Jawa, di Jawa Tengah, tidak berprogres.
Pasalnya, proyek yang menelan dana sebesar Rp18,5 miliar ini tidak menunjukkan perkembangan yang signifikan.
Jembatan sepanjang 109 meter yang dinamakan Jembatan Ganefo ini seharusnya menjadi solusi bagi permasalahan infrastruktur penyeberangan di Sungai Bengawan Solo.
Namun, hingga saat ini, proyek ini masih mandek dan belum mencapai 50% dari target pembangunan.
Padahal menurut informasi yang beredar jembatan ini seharusnya sudah selesai dibangun pada akhir tahun 2022.
Papan proyek pembangunan jembatan ini sudah tidak terawat dan terlihat usang.
Hal ini menunjukkan bahwa proyek ini tidak berjalan sesuai dengan rencana.
Dilansir dari JatimNetwork.com, salah satu penyebab utama stagnasinya proyek ini adalah masalah teknis yang dihadapi oleh kontraktor.
Proses pemasangan tiang pancang yang menjadi pondasi jembatan mengalami kesulitan karena Sungai Bengawan Solo memiliki kedalaman yang sangat dalam.
Selain itu, alat-alat yang digunakan untuk pembangunan juga tidak memadai.
Akibatnya, proyek ini harus dihentikan sementara dan direncanakan untuk diperpanjang hingga April 2023.
Namun, hingga kini, belum ada kejelasan mengenai kelanjutan proyek ini dari pihak terkait.
Jembatan Ganefo ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitar Sungai Bengawan Solo, yang membutuhkan akses penyeberangan yang mudah dan cepat.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: ayopalembang.com
Artikel Terkait
[ANALISIS] Peringatan Keras Panglima TNI Untuk Prajurit Aktif Rangkap Jabatan
Jokowi Diminta Sembunyi Dulu 5 Tahun
Tegas! Dikontak Pertamina, Fitra Eri Tolak Tawaran untuk Bantah Isu Pertamax Oplosan
Intip Dua Sosok Istri Tersangka Mega Korupsi Minyak Mentah, Langsung Gembok Akun Medsos