Melansir dari siaran resminya, Jumat (13/5/2022) hal ini sejalan dengan mulai bergeliatnya perekonomian dan berkurangnya pembatasan mobilitas dan aktivitas industri secara bertahap, laporan terbaru juga menunjukkan bahwa penjual menjadi lebih optimis mengenai kondisi ekonomi, dengan tiga dari empat penjual daring sepakat situasi akan menjadi lebih baik di kuartal selanjutnya.
"DCCI Lazada yang keempat menunjukkan kepercayaan diri penjual meningkat seiring dengan memulihnya roda perekonomian. Menurut Lazada Consumer Study, 73% konsumen di Asia Tenggara memandang belanja daring menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Penjual daring yang dapat memahami preferensi dan tren pembeli daring akan berada pada posisi yang aman untuk tetap dapat bersaing dan memenangkan industri perdagangan digital," ujar Magnus Ekbom, Chief Strategy Officer Lazada Group.
Magnus juga mengatakan optimisme penjual ini merupakan momentum dari kuartal akhir tahun 2021, di mana 74% penjual memperkirakan setidaknya akan mendapatkan peningkatan keuntungan penjualan sebanyak 10% dalam kuartal pertama 2022. Demikian pula dengan penjual yang memperkirakan terjadinya penurunan penjualan telah berkurang, dari 12% di kuartal keempat 2021 menjadi 7% di kuartal pertama 2022.
"Untuk mendukung antisipasi pertumbuhan dalam penjualan daring di kuartal selanjutnya, 74% penjual menyatakan mereka akan meningkatkan inventaris produk setidaknya 10% dalam tiga bulan ke depan. Sementara itu, 47% mengatakan penjual akan menambahkan sumber daya manusia yang menandai kepercayaan akan pertumbuhan bisnis," katanya.
Survei yang dilakukan pada kuartal pertama 2022 dengan melibatkan 766 penjual daring di Asia Tenggara sebagai responden ini juga menunjukkan bahwa kepercayaan penjual tersebar di beberapa kategori: general merchandise (81%), fesyen (78%), dan fast-moving consumer goods (76%) menjadi tiga kategori teratas.
Temuan ini juga sejalan dengan preferensi konsumen belanja daring, di mana fesyen dan kesehatan-kecantikan berada di posisi puncak untuk pembelian daring selanjutnya, menurut Lazada Consumer Study yang terbaru dari konsumen di Asia Tenggara. Terlebih lagi, studi yang sama menunjukkan bahwa pelanggan mencari harga yang lebih murah, biaya pengiriman yang terjangkau, kemudahan pencarian serta kenyamanan ketika berbelanja daring.
"Berdasarkan DCCI Lazada pada kuartal pertama 2022, bisnis memahami betul faktor yang mempengaruhi tingkat kenyamanan pelanggan sehingga bisnis perlu melakukan upaya dalam memikat konsumen untuk berbelanja daring dan memastikan harga produk mereka bersaing," ujar Magnus.
Sebanyak 58% penjual mengungkapkan bahwa upaya menarik traffic konsumen serta 56% diantaranya mengemukakan peningkatan persaingan harga menjadi dua pertimbangan utama untuk pertumbuhan di kuartal selanjutnya. Di sisi lain, 23% penjual juga mengatakan bahwa biaya operasional yang tinggi sebagai tantangan potensial, yang menggambarkan ketidakpastian dalam pertumbuhan global, seperti meningkatkan tingkat inflasi, ketidakstabilan geopolitik yang berpengaruh terhadap cadangan minyak dan disrupsi terhadap rantai pasok global.
Sumber: republika.co.id
Artikel Terkait
Memaksa Bendera Pusaka Berkibar di IKN
Bahlil dan Agus Kartasasmita Diduga Punya Masalah yang Mirip Airlangga Hartarto
Rocky Gerung Sebut Ucapan Selamat Jalan Luhut ke Jokowi Penanda, Penanda Apa?
Pasutri di Sidoarjo Diduga Bekerja Sama Cabuli Siswi SD Penyandang Disabilitas