Perusahaan mencapai peningkatan volume penjualan semen domestik sebesar 12,55% menjadi 2,99 juta ton, sejalan dengan pertumbuhan konsumsi pasar semen nasional year-on-year pada kuartal pertama tahun 2022. Peningkatan ini berkontribusi pada total volume penjualan semen dan terak yang naik sebesar 7,29% menjadi 3,39 juta ton pada kuartal pertama tahun 2022.
Lini bisnis beton jadi turut mengalami peningkatan volume penjualan sebesar 27,69% atau menjadi 272 ribu m3, dan agregat naik 12,40% menjadi 154 ribu ton.
Pendapatan meningkat 13,39% menjadi Rp2,9 triliun. Fluktuasi harga batu bara memengaruhi kenaikan biaya energi dalam proses produksi semen dan beban pokok pendapatan sehingga Laba Kotor terkontraksi 6,54% menjadi Rp614 miliar.
Namun, di tengah situasi bisnis yang berat, SBI mampu mempertahankan kinerja positif melalui peningkatan Laba Periode Berjalan sebesar 14,10% menjadi Rp178 miliar.
Direktur Utama Lilik Unggul Raharjo mengatakan, "Kenaikan biaya energi masih akan terus membayangi kinerja industri semen dan industri pengguna batu bara lainnya, sebagai dampak dari krisis energi global yang dipicu cuaca dan konflik antarnegara yang mendorong lonjakan permintaan batu bara dari negara-negara eksportir, salah satunya Indonesia."
"Selagi tetap memenuhi kebutuhan pasar yang ada saat ini, SBI akan meneruskan fokus kami untuk menjalankan operasional yang efisien dan ramah lingkungan, serta menghadirkan solusi produk dan layanan berkelanjutan. Karena itulah, gambaran besar masa depan industri bahan bangunan yang memiliki peran sentral dalam pembangunan berkelanjutan," tegasnya, dikutip dari siaran pers di Jakarta, Jumat (27/5).
Sumber: akurat.co
Artikel Terkait
Memaksa Bendera Pusaka Berkibar di IKN
Bahlil dan Agus Kartasasmita Diduga Punya Masalah yang Mirip Airlangga Hartarto
Rocky Gerung Sebut Ucapan Selamat Jalan Luhut ke Jokowi Penanda, Penanda Apa?
Pasutri di Sidoarjo Diduga Bekerja Sama Cabuli Siswi SD Penyandang Disabilitas