Lonjakan keuntungan tersebut tidak lepas dari kenaikan pendapatan Ciputra yang mencapai 20,57% (yoy) sepanjang tahun lalu. Akhir Desember 2020 Ciputra mencatatkan pendapatan sebesar Rp8,07 triliun, sedangkan akhir Desember 2021 naik menjadi Rp9,73 triliun. Baik dari segmen penjualan maupun segmen pendapatan usaha menyumbang kenaikan positif bagi Ciputra.
Pendapatan dari segmen penjualan bersih secara total mengalami kenaikan dari Rp6,59 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp8,03 triliun pada akhir 2021. Dari jumlah tersebut, penjualan kaveling, rumah hunian, dan ruko berkontribusi sebesar Rp5,62 triliun pada 2021, naik dari tahun 2020 yang hanya Rp5,06 triliun. Penjualan apartemen juga tumbuh dari sebelumnya Rp1,08 triliun menjadi Rp1,35 triliun. Begitu pula dengan penjualan kantor, nilainya naik dari Rp455,95 miliar menjadi Rp1,06 triliun.
Sementara itu, pendapatan usaha secara total mengalami lonjakan dari Rp1,47 triliun per Desember 2020 menjadi Rp1,69 triliun per Desember 2021. Kontributor terbesar berasal dari pendpaatan usaha rumah sakit, di mana angkanya naik dari Rp455,47 miliar menjadi Rp671,09 miliar.
Bukan hanya pendapatan bersih yang naik, keuntungan Ciputra makin besar karena ditopang oleh peningkatan penghasilan lain-lain dari Rp448,67 miliar pada 2020 menjadi Rp541,36 miliar pada 2021. Selain itu, bagian rugi entitas asosiasi yang tahun 2020 mencapai Rp3,54 miliar, nilainya berbalik menjadi laba sebesar Rp41,44 miliar pada tahun 2021.
Total aset Ciputra sampai Desember 2021 mencapai Rp40,67 triliun. Nilai tersebut naik dari periode Desember 2020 yang sebesar Rp39,26 triliun. Kas dan setara kasi tumbuh signifikan dari sebelumnya Rp5,28 triliun menjadi Rp7,16 triliun.
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
[ANALISIS] Peringatan Keras Panglima TNI Untuk Prajurit Aktif Rangkap Jabatan
Jokowi Diminta Sembunyi Dulu 5 Tahun
Tegas! Dikontak Pertamina, Fitra Eri Tolak Tawaran untuk Bantah Isu Pertamax Oplosan
Intip Dua Sosok Istri Tersangka Mega Korupsi Minyak Mentah, Langsung Gembok Akun Medsos