Peneliti dan praktisi edukasi serta publikasi di bidang financial technology, Gemal A.N. Panggabean yang juga Head of Research and Editor Duniafintech.com mengatakan, menurunnya citra investasi digital mulai dari kasus penipuan Binomo dan QuoteX.
Ini dilakukan oleh Indra Kenz, Doni Salmanan dan kawan-kawan. Kemudian, kasus penipuan lain seperti DNA Pro juga mempengaruhi. Hal ini kemudian berlanjut dengan pemberitaan yang pesimis dan negatif saat harga Bitcoin, Terra Luna dan lain-lain turun secara drastis.Baca Juga: Jadi Tersangka Kasus Binomo: Pacar, Ayah Pacar, dan Adik Indra Kenz Dicekal Kepolisian
“Pemberitaan menjadi ranah yang paling penting dalam investasi digital. Saat investasi digital tercoreng seperti ini dan terjadi selama beberapa bulan, orang-orang cenderung mulai beralih ke investasi yang non digital,” sebutnya di Jakarta, Selasa (24/5/2022).
Padahal, tak semua investasi digital itu buruk. Bahkan sampai saat ini, ada banyak jenis investasi digital yang bisa digunakan secara aman dan menguntungkan. Untuk itu, kepercayaan orang terhadap investasi digital harus kembali direbut karena tidak semua investasi digital itu buruk.
Gemal mengatakan, masih banyak masyarakat Indonesia yang memerlukan tempat untuk memutarkan uang atau asetnya dengan cara yang aman, berizin resmi dan menguntungkan.
Salah satu investasi digital yang paling menarik adalah aset kripto, seperti Bitcoin. Ini sudah diakui oleh pemerintah sebagai komoditas untuk trading. Saat ini, hanya terjadi penurunan biasa. Dan Kedepan, harga akan naik dan tentunya industry ini masih optimis.
“Sama juga dengan bentuk investasi digital lainnya, seperti crowdfunding, P2P lending, saham, asuransi, dan lain-lainnya. Kejadian-kejadian saat ini hanya kejadian biasa dimana market sedang mengalami trend penurunan. Ekosistem keuangan digital seperti fintech dan crypto atau blockchain itu cukup kuat. Dan ke depan, ini masih optimis,” katanya. Baca Juga: BTC Tetap Tangguh Meski di Level $30.000, Simak Pendapat Para Ahli Kripto!
Menurutnya, kondisi seperti belakangan ini membuat staholders perlu lebih fokus dan lebih masif mengedukasi masyarakat. Edukasi yang dilakukan juga untuk membentuk opini masyarakat tentang investasi digital yang baik dan aman.
“Ada banyak value atau nilai yang bisa diberitahukan kepada masyarakat tentang investasi digital. Mereka belum sepenuhnya paham. Ini yang menjadi PR bagi stakeholders, agar mereka tahu tentang investasi digital yang baik itu seperti apa. Banyak produk yang bisa dimanfaatkan, seperti pemberitaan kepada media, media sosial atau dilakukan secara langsung lewat seminar dan webinar,” jelasnya.
Sumber: republika.co.id
Artikel Terkait
Memaksa Bendera Pusaka Berkibar di IKN
Bahlil dan Agus Kartasasmita Diduga Punya Masalah yang Mirip Airlangga Hartarto
Rocky Gerung Sebut Ucapan Selamat Jalan Luhut ke Jokowi Penanda, Penanda Apa?
Pasutri di Sidoarjo Diduga Bekerja Sama Cabuli Siswi SD Penyandang Disabilitas