Adapun pendapatan tersebut diperoleh holding BUMN Farmasi ini didorong oleh pengadaan vaksin Covid-19.
"Pencapaian pendapatan kami pada 2021 sebesar Rp43,4 triliun atau 253,7 persen dari Rencana Kinerja Anggaran Perusahaan atau RKAP Tahun 2021," ujar Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir dalam rapat dengar pendapat dengan komisi VI DPR RI, Senin (23/5/2022).
Basyir mengatakan, kenaikan pendapatan tersebut dikarenakan adanya penugasan pengadaan vaksin covid-19 dari pemerintah sebesar Rp26,81 triliun.
Di samping itu perseroan juga mendapatkan kenaikan pendapatan dari adanya sinergi dengan seluruh anak perusahaan.
"Mulai dari alat kesehatan, medical device, suplemen dan obat-obatan, dan vaksin jadi jika dibandingkan dengan RKAP 2021 ini terdapat kenaikan yang cukup signifikan realisasinya," ujarnya.
Begitupun dengan postur EBITDA Holding BUMN Farmasi yang terdiri dari Bio Farma, Kimia Farma dan Indofarma, mengalami kenaikan yang sangat signifikan dibandingkan dengan tahun 2020 yang mana EBITDA Holding Farmasi tumbuh sebesar 206,3 persen atau sebesar Rp4,02 triliun.
"Kemudian juga untuk postur laba rugi tahun 2021, kami secara konsolidasi mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,93 triliun atau mencapai 186,9 persen terhadap RKAP 2021," ungkapnya.
Jika dibandingkan dengan tahun 2020, maka laba bersih konsolidasi Holding BUMN Farmasi tahun 2021 tumbuh 567,8 persen. Kenaikan laba bersih ini juga tentunya akibat dampak dari proses penanganan pandemi Covid-19 baik yang sifatnya penugasan maupun yang langsung dilakukan di sektor reguler.
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
[ANALISIS] Peringatan Keras Panglima TNI Untuk Prajurit Aktif Rangkap Jabatan
Jokowi Diminta Sembunyi Dulu 5 Tahun
Tegas! Dikontak Pertamina, Fitra Eri Tolak Tawaran untuk Bantah Isu Pertamax Oplosan
Intip Dua Sosok Istri Tersangka Mega Korupsi Minyak Mentah, Langsung Gembok Akun Medsos