"Itu terdiri dari jual neto di pasar SBN sebesar Rp4,44 triliun dan jual neto di pasar saham sebesar Rp0,37 triliun," ujar Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono di Jakarta, Jumat (20/5/2022).
Sebelumnya, berdasarkan data transaksi 9-12 Mei 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik juga terjadi jual neto atau outflow Rp19,14 triliun. Baca Juga: Berkat Triliunan Rupiah Dana Asing, IHSG Unjuk Gigi di Zona Hijau
Dengan kondisi demikian, maka berdasarkan data setelmen s.d 19 Mei 2022 (ytd), nonresiden terjadi jual neto Rp105,04 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp62,82 triliun di pasar saham.
Di sisi lain, tingkat risiko berinvestasi di Indonesia cenderung stabil meskipun masih tinggi. Hal ini terlihat dari premi CDS Indonesia 5 tahun yang berada di level 128,39 bps per 19 Mei 2022 dibandingkan 128,08 bps per 13 Mei 2022.
"BI akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan eksternal yang meningkat, serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut," tutur Erwin.
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
[ANALISIS] Peringatan Keras Panglima TNI Untuk Prajurit Aktif Rangkap Jabatan
Jokowi Diminta Sembunyi Dulu 5 Tahun
Tegas! Dikontak Pertamina, Fitra Eri Tolak Tawaran untuk Bantah Isu Pertamax Oplosan
Intip Dua Sosok Istri Tersangka Mega Korupsi Minyak Mentah, Langsung Gembok Akun Medsos