Kasus Dugaan Asusila di UMRAH Tanjungpinang, Dosen Terduga Pelaku Buka Suara

- Sabtu, 27 Mei 2023 | 09:30 WIB
Kasus Dugaan Asusila di UMRAH Tanjungpinang, Dosen Terduga Pelaku Buka Suara

TANJUNGPINANG, TRIBUNBATAM.id � Kabar kasus dugaan asusila di Universitas Maritim Raja Ali Haji atau UMRAH di Tanjungpinang akhirnya membuat dosen yang disebut sebagai terduga pelakunya buka suara.

Ia mengaku harus bersuara ketika informasi soal kasus dugaan asusila di UMRAH Tanjungpinang yang menyasar dirinya sudah berseliweran kemana-mana.

Apalagi informasi kasus dugaan asusila di UMRAH Tanjungpinang justru muncul dari Rektor dan Satgas PPKS.

Menurutnya, Satgas PPKS bersama Rektor awalnya sudah sepakat jika permasalahan itu hanya diselesaikan secara internal.

Tanpa harus bocor hingga luar lingkungan kampus.

Saat dihubungi melalui sambungan seluler, suara dosen tersebut terdengar datar.

Baca juga: GEGER Kasus Asusila di UMRAH Tanjungpinang Terduga Pelaku Oknum Dosen

Dari intonasi bicaranya dia terdengar tidak bisa berbuat apa-apa.

Dengusan napasnya terdengar cukup kentara dari balik telepon.

Dari kata demi kata yang terucap, dia kedengaran putus asa.

�Saya kecewa. Karena sudah ada komitmen dari satgas untuk tidak bicara ke siapa pun. Tapi hari ini pihak kampus sudah bicara,� ujar dosen UMRAH di Tanjungpinang itu kepada TribunBatam.id, Jumat (26/5/2023) malam.

Dia terkesan sudah pasrah pada keadaan.

Sebab, semua informasi yang sudah beredar itu tidak bisa dia bendung.

Apa pun yang dia jelaskan, itu tidak akan membuat orang percaya dan berpihak kepadanya.

Baca juga: Kasus Asusila di Tanjungpinang, Siswi 15 Tahun Dipaksa 9 Kali Layani Pria

�Semua penjelasan saya pasti sudah tidak berarti. Karena pihak kampus sudah berbicara,� ujar sang dosen dengan dengusan napas yang diatur pelan-pelan.

Menurut sang dosen, mahasiswi itu sudah memasuki semester IV saat ini.

Mahasiswi ini sempat mengikuti mata kuliahnya di semester gasal pada November 2022 silam.

Sejak saat itu dan dan mahasiswi sering membalas pesan yang berkaitan dengan urusan kuliah.

Suatu sore sekira pukul 15.00 WIB pada November 2023, mahasiswi datang ke rumahnya seorang diri.

Kedatangan mahasiswa tersebut pun tidak diundang olehnya.

Mahasiswi ini pun tidak lama berada di rumahnya.

Baca juga: Kasus Asusila di Tanjungpinang, Pelajar SMP Rudapaksa Anak 11 Tahun di Masjid

�Dia sendiri datang ke rumah mohon bimbingan mata kuliah. Palingan satu jam saja dia ada di rumah saya. Sekira pukul 4 sore saya sudah suruh pulang,� kenang sang dosen.

Setelah itu, sang dosen dan mahasiswa berkomunikasi melalui pesan-pesan WhatsApp seperti biasa, membahas urusan kuliah.

Pada 29 Maret 2023, mahasiswa ini datang lagi ke ruangan dosen di Kampus Umrah untuk berkonsultasi.

Dia ingin mengambil mata kuliah Merdeka Belajar yang diajarkan sang dosen.

�Saat itu, dia datang dengan seorang cowok. Saya tanya, cowok ini siapa. Dia bilang, teman kelas yang mau ikut mata kuliah yang sama,� cerita sang dosen.

Tidak berselang lama, sang dosen mendapat surat pemanggilan dari pihak kampus untuk menghadiri pemeriksaan.

Sebab, ada laporan masuk ke manajemen kampus yang berisi aksi pelecehan yang dilakukan sang dosen terhadap mahasiswi tersebut.

Baca juga: Kasus Asusila di Tanjungpinang, Remaja 15 Tahun Dinodai Pacar Berulang Kali

Setelah mendapat surat itu, sang dosen sempat bertemu dengan mahasiswi.

Sang dosen menanyakan apakah benar mahasiswinya itu membuat laporan ke manajemen kampus.

Namun, mahasiswi justru memastikan tidak mengajukan laporan apa pun.

�Saya penuhi panggilan itu. Tapi anehnya nama pelapor tidak disebutkan karena takut diintimidasi,� ucap sang dosen.

Namun demikian, sang dosen tetap kooperatif menjalani pemeriksaan dari Satgas PPKS.

Sang dosen sempat mengajukan pertanyaan kepada satgas terkait bukti yang dimiliki mereka seputar informasi yang beredar tersebut.

Namun, satgas mengaku tidak memiliki bukti apa-apa.

Baca juga: UMRAH Tanjungpinang Terima 1.193 Calon Mahasiswa Baru via Jalur SNBP Tahun 2023

Oleh karena itu, langsung disepakati kalau permasalahan itu hanya diselesaikan secara internal tanpa dibocorkan ke luar kampus.

�Saya harus tanya bukti mereka. Kalau mereka punya bukti maka saya tak perlu omong panjang lebar,� terang sang dosen.

Akan tetapi sang dosen begitu terkejut ketika informasi itu mulai beredar ke mana-mana.

Dia bahkan semakin prihatin ketika satgas dan rektor sendiri sudah berbicara menanggapi permasalahan tersebut.

�Itulah yang sangat saya sayangkan. Tidak ada mediasi juga tapi langsung bicara,� ujar sang dosen.

Hingga saat ini sang dosen belum melihat seperti apa hasil pemeriksaan dirinya dan apa rekomendasi tertulis terhadap permasalahan tersebut.

Namun, dia mengaku sudah menerima pesan lisan dari rektor terkait sanksi yang diberikan kepadanya.

�Sanksinya cukup berat menurut saya meskipun saya belum terima surat resmi berisi sanksi itu,� sebut sang dosen dengan suara tak bergairah.

Rektor UMRAH, Agung Dhamar Syakti sebelumnya tak mengelak adanya kabar dugaan asusila di UMRAH Tanjungpinang.

Baca juga: RINCIAN Kuota Penerimaan Mahasiswa Baru di UMRAH Tanjungpinang Tahun 2023

"Demikian kurang lebih mas," jawabnya saat dikonfirmasi, Jumat (26/5/2023).

Saat ini Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual atau Satgas PPKS sedang memvalidasi hal ini.

Baik kepada terduga pelaku maupun mahasiswi yang disebut-sebut sebagai korban.

Ia menegaskan terdapat sanksi yang bakal diterima pelaku jika kasus dugaan asusila itu terbukti benar adanya.

"Akan ada sanksi pastinya. Oleh karena itu sekarang kami validasi dulu," sebutnya.

Senada dengan Rektor UMRAH di Tanjungpinang, Wakil Rektor l UMRAH, Tengku Said Raza'i juga mengatakan hal tersebut.

Ia menjelaskan jika Satgas PPKS adalah tim independen yang dibentuk di setiap PTN atau PTS sesuai arahan Menteri.

"Cuma untuk kebenarannya masih menunggu. Kalau udah ada hasil identifikasi valid, kampus pasti menginformasikannya," sebut Tengku(TribunBatam.id/Thomm Limahekin/Endra Kaputra)

Sumber: batam.tribunnews.com

Komentar