TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Kasus kematian anak pejabat Kemenhub bernama Basman Nafa Yasykura (15) masih diselimuti tabir misteri.
Pasalnya di TKP Basman jatuh dari lantai 8 sekolahnya, tak ada saksi ataupun siswa SMP yang melihat.
Padahal TKP tempat Basman terjatuh itu adalah ruangan yang biasanya ramai.
Untuk diketahui, Basman dinyatakan meninggal dunia setelah terjatuh dari lantai 8 gedung SMP swasta Islam di wilayah Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, Rabu (24/5/2023).
Jenazah Basman pertama kali ditemukan oleh petugas kebersihan sekolahnya yang tengah melintasi lapangan voli.
Kasus kematian Basman itu pun langsung ditangani oleh pihak kepolisian.
Terlebih keluarga korban yang merupakan anak bungsu dari pejabat bernama Benny Nurdin Yusuf itu menemukan kejanggalan dalam kematian Basman.
Kejanggalan tersebut berupa luka di tubuh korban yang sempat dilihat keluarga korban saat Basman dibawa ke rumah sakit.
Baca juga: Kesaksian Teman Kelas Sempat Lihat Anak Pejabat Kemenhub Sebelum Tewas, Korban Lakukan Ini di Musala
Tak Ada Saksi di TKP
Karenanya, penyidik Polrestabes Makassar pun segera melakukan penyelidikan.
Dilansir TribunnewsBogor.com dari tayangan Youtube TV One News, Kasat Reskrim Polrestabes Makassar AKBP Ridwan Hutagaol mengungkap temuan baru dari kasus kematian Basman.
Diungkap AKBP Ridwan Hutagaol, rekaman CCTV di sekitar TKP telah berhasil dianalisa.
Berdasarkan rekaman CCTV, terlihat Basman naik lift dari lantai 1 menuju ke lantai 8 pada pukul 09.23 Wib.
Lalu pada 09.40 Wib, ada saksi yakni petugas kebersihan sekolah yang mendengar suara jatuh Basman di lantai dasar.
Selama 17 menit sebelum tewas terjatuh dari lantai 8, pergerakan Basman sempat terekam CCTV.
Termasuk saat Basman tiba di lantai 8 yang merupakan tempat kantin dan musala.
"Hasil pemeriksaan itu tidak ada yang menyaksikan dia (jatuh dari lantai 8). Cuma temannya ada melihat dia (Basman) masuk sempat ke musala untuk solat dulu. Habis itu dia tidak melihat lagi temannya itu (Basman)," ungkap AKBP Ridwan Hutagaol dikutip pada Jumat (26/5/2023).
Namun di lokasi Basman diduga melompat tersebut, CCTV tidak menyorotinya.
Pun di lantai 8 tersebut, polisi menyebut tempat tersebut sepi.
Baca juga: Keluarga Bongkar Bukti Foto di Tubuh Anak Pejabat Kemenhub yang Tewas, Fakta Baru Diungkap Polisi
Terkait kondisi lantai 8 yang sepi, polisi menguak fakta sebenarnya.
Bahwa alasan tidak ada saksi yang melihat Basman terjatuh dari lantai 8 karena di lokasi para siswa sedang berkegiatan sesuai dengan kelasnya masing-masing.
Perihal alasan kenapa di kantin sepi, polisi menyebut lokasi diduga tempat Basman melompat itu jauh dari kantin dan musala.
"Posisi di lantai 8 itu agak sepi karena musala dan kantin. Kantinnya juga agak jauh dari TKP dia (Basman) kita duga terjun itu di sebelah kiri. Sementara kantin dan musala agak jauh di belokan. Sementara di situ (belokan ke arah TKP Basman terjun) itu tidak ada CCTV pula," ujar AKBP Ridwan Hutagaol.
Lebih lanjut, polisi pun menguak temuan terbaru dari kasus kematian Basman.
Diduga Basman menyimpan 'rahasia' hidupnya di ponsel pribadinya.
Lantaran dugaan tersebut, polisi tengah berusaha memulihkan HP Basman yang hancur akibat ikut terjun dari lantai 8.
"Handphone dia pecah, hancur. Dari anak ini, jam 06.00 Wib pagi dia bukan menuju ke sekolah. Kita masih mendalami motif dia bunuh diri. Dari hasil pemeriksaan, dia pamit ke sekolah tapi tidak sampai ke sekolah. Setelah di-WA orangtuanya dia ke sekolah," ungkap AKBP Ridwan Hutagaol.
Basman Sempat Chat Ibunya
Misteri isi HP almarhum Basman nyatanya juga memantik penyidik mendalami chat korban dengan orangtuanya.
Sebab sebelum meninggal dunia, Basman sempat intens berkirim pesan dengan ibunya.
Terkait hal tersebut, ada alasan kenapa Basman mengirim chat ke ibunya.
Awalnya, Basman mengirimkan chat ke guru kelasnya.
Dalam pesan tersebut, Basman meminta izin ke gurunya bahwa dirinya sakit dan tidak masuk sekolah.
"Dia (korban) tidak masuk kelas, izin sama gurunya bahwa dia sakit," imbuh AKBP Ridwan Hutagaol.
Chat itu dikirim Basman ke gurunya sekira pukul 06.00 Wita.
Membaca pesan dari muridnya, sang guru pun langsung melapor ke ibunda Basman.
Mendapatkan kabar bahwa anaknya izin masuk karena sakit, ibunda Basman langsung menghubungi Basman.
Namun sebelum menghubungi, ibunda Basman mengecek keberadaan anaknya melalui GPS.
Dari hasil penelusuran GPS, Basman ternyata berada di wilayah Kabupaten Gowa.
Ia pun langsung meminta anaknya ke sekolah.
"Setelah korban dihubungi oleh ibunya, korban kemudian berangkat ke sekolah. Dari sekolah itu, dia tidak sempat masuk ke kelas tapi langsung naik ke lantai 8 dan di sana dia sempat komunikasi sama ibunya membuktikan kalau dia sudah di sekolah, dan ibunya minta foto untuk buktikan kalau dia benar-benar ada di sekolah tapi korban tidak mengirim foto, tak lama kemudian dia ditemukan sudah jatuh, HPnya juga hancur," ungkap AKBP Ridwan Hutagaol.
Baca juga: Sebelum Tewas, Anak Pejabat Kemenhub Kirim Pesan WA ke Guru, Sempat Terdeteksi Ada di Gowa
Catatan redaksi:
Artikel ini ditayangkan bukan untuk menginspirasi tindak bunuh diri.
Kendati demikian, depresi bukanlah persoalan sepele.
Jika kalian mempunyai tendesi untuk bunuh diri atau butuh teman curhat, kalian dapat menghubungi kontak di bawah ini:
LSM Jangan Bunuh Diri (021 9696 9293)
Kesehatan jiwa merupakan hal yang sama pentingnya dengan kesehatan tubuh.
Jika semakin parah, disarankan untuk menghubungi dan berdiskusi dengan pihak terkait, seperti psikolog, psikiater, maupun klinik kesehatan jiwa.
LSM Jangan Bunuh Diri adalah Lembaga swadaya masyarakat yang didirikan sebagai bentuk kepedulian terhadap kesehatan jiwa.
Tujuan dibentuknya komunitas ini adalah untuk mengubah perspektif masyarakat terhadap mental illness dan meluruskan mitos serta agar masyarakat paham bahwa bunuh diri sangat terkait dengan gangguan atau penyakit jiwa.
Kalian dapat menghubungi komunitas ini melalui nomor telepon (021 0696 9293) atau melalui email [email protected].
Baca berita lain TribunnewsBogor.com di Google News�
Sumber: bogor.tribunnews.com
Artikel Terkait
Bukan Mobil atau Motor, Pria Ini Naik Babi Terobos Banjir
Memaksa Bendera Pusaka Berkibar di IKN
Bahlil dan Agus Kartasasmita Diduga Punya Masalah yang Mirip Airlangga Hartarto
Rocky Gerung Sebut Ucapan Selamat Jalan Luhut ke Jokowi Penanda, Penanda Apa?