Manuver Gibran ke Prabowo Dinilai Atas Restu Jokowi, Pengamat: "Nabok Nyilih Tangan"

- Selasa, 23 Mei 2023 | 14:31 WIB
Manuver Gibran ke Prabowo Dinilai Atas Restu Jokowi, Pengamat:

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam berpandangan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin memberikan pukulan politik pada bakal calon presiden (capres) PDI-P Ganjar Pranowo pasca gagalnya pelaksanaan Piala Dunia U-20 di Indonesia.

Pukulan politik itu, menurut Umam, ditunjukkan melalui manuver Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka bertemu dengan capres Partai Gerindra Prabowo Subianto, Jumat pekan lalu.

Seperti diketahui, beragam penolakan terjadi terhadap tim nasional sepakbola Israel untuk bertanding dalam Piala Dunia di Indonesia, yang mana penolakan itu salah satunya datang dari Ganjar.

"Bisa saja, pasca Presiden Jokowi dipermalukan oleh insiden penggagalan World Cup U-20, Jokowi ingin 'nabok nyilih tangan' (tabok pinjam tangan orang lain), yakni memberi pukulan politik pada Ganjar dan kekuatan di belakanganya melalui manuver politik Gibran," kata Umam kepada Kompas.com, Selasa (23/5/2023).

Baca juga: Gibran Sebut Prabowo Tahu soal Dirinya Dipanggil DPP PDI-P: Reaksinya Wow Kaget

Oleh sebab itu, Umam menilai manuver politik Gibran menerima Prabowo telah dikonsultasikan dan atas restu Jokowi.

Menurut Umam, hal ini kemudian membuat PDI-P sebagai partai politik Gibran dan Jokowi bereaksi cepat. Alhasil, pemanggilan terhadap Gibran pun dilangsungkan di tingkat pusat.

PDI-P, jelas dia, mencium Gibran dan Jokowi telah melampaui batas kebijakan partai dan condong mendukung tokoh capres di luar partai.

Apalagi menghadirkan relawan dalam pertemuan dua tokoh beda partai politik itu.

"Mengingat sangat sensitifnya manuver relawan itu, maka dukungan politik relawan Gibran dan relawan Jokowi di Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk mensupport pencapresan Prabowo Subianto, besar kemungkinan atas sepengetahuan Gibran itu sendiri," ucap Umam.

Baca juga: Bantah Manuver Politik, Gibran: Saya Cuma Anak Kecil, Jangan pada Panik Gitu Loh

Di sisi lain, Umam melihat bahwa telah terjadi pembelahan sel-sel jaringan relawan Jokowi, di mana satu sisi mendukung Ganjar dan sisi lainnya pada Prabowo.

Hal itu, lanjut Umam, dipertegas oleh hasil penutupan Musyawarah Rakyat (Musra) relawan yang nyatanya memenangkan Prabowo di posisi pertama dengan agregat kemenangan 20 persen, sedangkan Ganjar 19 persen.

"Pembelahan jaringan relawan Jokowi itu menunjukkan Jokowi sedang gamang dalam menentukan sikap politiknya. Di satu sisi ingin mendukung Ganjar namun saat ini Ganjar betul-betul di bawah kontrol PDI-P yang tidak bisa langsung ia kendalikan," ujar Umam.

"Di sisi lain, arus besar partai-partai politik di sekitar Presiden menghendaki pencapresan Prabowo, namun Jokowi sendiri merasa tidak siap berhadap-hadapan dengan Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri, yang berjasa mengusungnya di Pilpres 2014 dan 2019," pungkas dia.

Baca juga: Saat Gibran Disentil agar Waspada dan Pastikan Tegak Lurus pada Megawati...

Perlu diketahui, pertemuan Gibran dan Prabowo terjadi di Angkringan Omah Semar, Kelurahan Jajar, Kecamatan Laweyan, Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng), pada Jumat malam.

Prabowo mengaku pertemuan ini diinisiasi olehnya.

Ia juga mengaku terkesan dengan kedatangannya kali ini. Karena, disambut dan dijamu dengan baik.

"Ternyata disambut seperti ini, luar biasa. (Permintaan sendiri) ya, karena saya mau mampir. Tidak enak kalau tidak lapor ke Mas Wali (Gibran Rakabuming Raka)," ujar dia.

Gibran pun dipanggil oleh DPP PDI-P pada Senin. Ia dihadapkan dengan Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto dan Ketua Bidang Kehormatan PDI-P Komarudin Watubun ketika dipanggil.

Dialog tertutup selama satu jam pun terjadi dalam pemanggilan itu. Meski demikian, tak ada sanksi bagi Gibran dari DPP PDI-P.

DPP hanya memberikan nasihat dan masukan kepada kader muda PDI-P itu untuk waspada terhadap manuver politik menjelang Pemilu 2024.

Sumber: nasional.kompas.com

Komentar