SERAMBINEWS.COM - Inilah sosok Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, dokter Ngabila Salama.
Dokter Ngabila Salama kini menjadi sorotan publik setelah pamer memiliki pendapatan atau take home pay (THP) sebesar Rp 34 juta per bulan.
Ngabila�Salama juga mengaku kenal dekat dengan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin.�
Ngabila menjadi sorotan publik karena mengungkapkan nominal gaji per bulannya melalui akun Twitter miliknya @ngabila pada 15 Mei 2023.
Dalam cuitannya yang berupa balasan untuk pengguna akun Twitter lain, Ngabila mengaku berteman dengan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin.
Ngabila lalu sesumbar menyebutkan, jika hendak mendapatkan promosi, seharusnya ia mencari muka alias "menjilat" langsung ke atasannya.
�"Saya eselon 4 di�dki�thp (take home pay) udah 34 jt sebulan ngapain capek2 jd eselon 2 kementerian. Klo ga kenal saya jgn nakar (menilai) saya. Pasti salah," tulisnya.
Status itu kini memang sudah dihapus dan Ngabila juga sudah meminta maaf.�
Namun, status tersebut sepertinya membuat gerah dan geram para dokter sejawatnya.
Baca juga: Viral Ngabila Salama Pejabat Dinkes DKI Jakarta Pamer Gaji Rp 34 Juta, Cuma Punya Harta Rp 73 Juta
Siapa Sosok Dokter Ngabila Salama?
Ngabila Salama adalah wanita kelahiran Jakarta, 25 Oktober 1989 itu konsisten dengan mimpinya.
Hingga sekarang ia berada di posisi sebagai Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta.
Ditemui secara eksklusif di Kantor Dinkes DKI Jakarta, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (28/1/2023), Ngabila menceritakan bahwa ia sempat bingung untuk memilih antara dua universitas usai ia menempuh pendidikan SMA.
Ngabila mengaku bahwa ia keterima di Universitas Airlangga, Surabaya dan Universitas Indonesia, Depok dalam waktu yang bersamaan.
Ia menceritakan saat itu dirinya menggunakan nilai rapor ketika seleksi di Universitas Airlangga.
"Alhamdulillah saya adalah salah satu dari 20 orang terpilih di seluruh Indonesia untuk masuk ke Universitas Airlangga," ujar Ngabila.
Namun ternyata, Ngabila lebih memilih Universitas Indonesia. Ia pun menceritakan bagaimana proses dirinya keterima di Universitas Indonesia.
"Saya ikut SBMPTN dengan ratusan ribu orang di Universitas Indonesia. Ternyata, saya masuk dalam daftar 300 orang yang lolos di Fakultas Kedokteran," ucap wanita yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara itu.
Karena lokasi universitas yang tidak jauh dari tempat tinggalnya di Duren Sawit, Jakarta Timur, Ngabila akhirnya menjatuhkan pilihan untuk melanjutkan studi di Universitas Indonesia.
Selama menempuh pendidikan S1, Ngabila sangat aktif berkiprah di organisasi. Ia tergabung dalam Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI), dan tahun 2010 hingga 2011 dipercaya untuk menjadi koordinator humas.
Ngabila menjelaskan, jiwa kepemimpinan tersebut mendarah daging diturunkan dari sang ayah bernama Racob Yacob yang merupakan seorang seniman.
"Alhamdulillah saya lulus tepat waktu selama lima tahun pada Agustus 2012. Lalu saya melanjutkan magang sekaligus pengabdian selama satu tahun di Kalianda, Lampung Selatan," tandas Ngabila.
Pada tahun 2014, Ngabila melanjutkan perjalanan studinya dengan meneruskan sekolah jenjang S2 di Universitas Indonesia.
"Karena keinginan saya di bidang public health (kesehatan masyarakat), maka saat S2 saya ambil jurusan Kesehatan Masyarakat," tutur ibu dari tiga orang anak laki-laki itu.
Kemudian saat ini, Ngabila tengah menempuh pendidikan S3 dengan jurusan yang sama saat ia belajar di jenjang S2.
Baca juga: Viral Pria di Palembang Sumpah Pocong, Buya Yahya Ingatkan Bahaya Bersumpah
Berkiprah di Dinkes DKI Jakarta
Menjalani karier di Dinkes DKI Jakarta menjadi perjalanan yang panjang bagi Ngabila.
"Jadi setelah lulus S1 di Universitas Indonesia pada Agustus 2012, saya sempat mengabdi di Kalianda, Lampung Selatan selama satu tahun," ujar Ngabila.
Setelah pulang di tahun 2013, Ngabila mengikuti penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di tempat tinggalnya kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur.
Ngabila menjalani seleksi CPNS yang membuka kuota 300 dokter di DKI Jakarta.
"Alhamdulillah saya lolos, dan tanggal 1 Maret 2014 saya sudah jadi CPNS di Puskesmas Duren Sawit," ucap wanita yang memiliki lesung pipi di sebelah kiri itu.
Tiga tahun ia bekerja di Puskesmas Duren Sawit, pada tahun 2017 ia dipindahkan ke Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Timur untuk mengurus penyakit TBC.
Kemudian pada Februari 2019, Ngabila dipindahtugaskan oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD) menjadi Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta hingga saat ini. (m36)
Riwayat pendidikan:
1. 1993-1995: TK Islam Fithria Assyahara, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur;
2. 1995-2001: SDN 02 Duren Sawit, Jakarta Timur;
3. 2001-2004: SMPN 109 Makasar, Jakarta Timur;
4. 2004-2007: SMAN 8 Tebet, Jakarta Selatan;
5. 2007-2012: S1 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Depok;
6. 2014-2016: S2 Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok;
7. Saat ini tengah menempuh pendidikan S3 Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok.
Publikasi:
1. 2021: The Lancet Regional Health � Western Pacific: Clinical Characteristics and mortality associated with Covid-19 in Jakarta, Indonesia: a Hospital-Based Retrospective Cohort Study, 2021;
2. 2020: Acta Medica Indonesiana � The Indonesia Journal of Internal Medicine, Vol 52, Number 3 � July 2020: Factors Associated with Death in Covid-19 Patients in Jakarta, Indonesia: An Epidemiological Study;
3. 2020: Excess mortality during the first ten months of Covid-19 epidemic at Jakarta, Indonesia : preprint: https://www.medrxiv.org/content/10.1101/2020.12.14.20248159v1;
4. 2013: Iskandar WJ, Handjaja CT, Salama N, Anasy N, Ardianto MF, Kusumadewi D. Evidence-based case report: acute diabetic complication risks of Ramadan fasting in type 2 diabetics. Acta Med Indones. 2013 Jul; 45(3): 235-9. PMID: 24045396;
5. 2016: Efektivitas Puskesmas Duren Sawit Sebagai Gatekeeper Penanganan Pasien Hipertensi Peserta JKN 2016. Ngabila�Salama Rahman,�Jaslis�Ilyas.
Baca juga: VIRAL WNA Tanpa Baju Cegat Laju Mobil di Jalan, Mulutnya Sambil Komat-kamit, Warga Syok
Minta Maaf
Usai menjadi viral, Ngabila mengucapkan permintaan maaf melalui akun Twitter miliknya @ngabila, pada 17 Mei 2023.
"Saya juga meminta maaf sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang dirugikan juga instansi saya atas perbuatan yang tidak bijak tersebut," tulis Ngabila dalam akun Twitter-nya, dikutip Minggu (21/5/2023).
"Semoga Allah selalu memberi kemudahan, rizki, kesuksesan untuk smw saudara saya yang membaca. Nikmat sehat yang tak terhingga dan kebahagiaan bersama keluarga.Aamiin YRA," tulisnya lagi.
Sementara itu, pada 16 Mei 2023, Ngabila melalui akun Twitter-nya mengaku menghapus cuitan yang mamerkan nominal gaji per bulannya.
Sebab, inti cuitan itu adalah tentang dukungannya terhadap rencana undang-undang (RUU) Kesehatan. Tetapi, warganet justru fokus akan hal lainnya.
Dalam cuitan yang sama, Ngabila mengaku tak mencari muka alias menjilat kepada siapa pun, tak butuh jabatan, dan tak butuh uang untuk mendukung RUU Kesehatan.
"Maaf tweet saya sblmnya saya hapus, krn substansinya adalah saya dukung ruu scr independen dan netral walau saya asn Melenceng dr substansi yg ingin saya sampaikan: saya tdk menjilat, tdk butuh jabatan dan uang utk membela BARANG BAGUS ini.Smg kita smua bs #dukungruu bersama," tulis Ngabila dalam cuitannya.
�
Respons Heru Budi
Cuitan Ngabila lantas mengundang respons dari Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
Heru berujar, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sejatinya telah menerbitkan surat edaran yang meminta aparatur sipil negara (ASN) DKI agar tak pamer harta.
"Kan sudah ada surat edarannya, surat edaran dari Kementerian Dalam Negeri. Terus, ditindaklanjuti surat edarannya, yang tanda tangan Pak Sekretaris Daerah (Sekda) DKI," tegasnya, di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (19/5/2023).
�
Punya Harta Rp 73 Juta
Harta kekayaan Kepala Seksi (Kasi) Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan ( Dinkes)�DKI� Jakarta Ngabila�Salama, yang sesumbar mengungkapkan gajinya di sosial media, mencapai Rp 73.188.080 pada 2022.
Jumlah kekayaan itu tercantum di situs laporan harga kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) yang dilaporkan oleh Ngabila ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 15 Maret 2023.
Dalam LHKPN itu, harta kekayaan Ngabila terdiri dari alat transportasi dan mesin serta kas dan setara kas.
Ngabila memiliki alat transportasi dan mesin berupa mobil Taruna CX keluaran tahun 2000 seharga Rp 40 juta yang diperoleh melalui waris.
Kemudian, Ngabila memiliki kas dan setara kas senilai Rp 33.188.080.
Sementara itu, Ngabila tak mencantumkan atau tak memiliki harta berupa harta bergerak lainnya, surat berharga, dan harta lainnya.
Dengan demikian, total harta kekayaan Ngabila pada 2022 sebesar Rp 73.188.080.
Baca juga: Harga Emas di Lhokseumawe Hari Ini Masih Sama Seperti Kemarin
Baca juga: Viral Ngabila Salama Pejabat Dinkes DKI Jakarta Pamer Gaji Rp 34 Juta, Cuma Punya Harta Rp 73 Juta
Baca juga: Dokter di Palembang Tertipu Tiket Konser Coldplay, Tergiur Jasa Jastip di Instagram, Rugi Rp12,5
Sebagian sudah tayang di wartakota: Profil dr Ngabila Salama, Pejabat Dinkes DKI yang Dihujat Sesama Dokter gegara Pamer Gaji Rp34 Juta
Sumber: aceh.tribunnews.com
Artikel Terkait
Bukan Mobil atau Motor, Pria Ini Naik Babi Terobos Banjir
Memaksa Bendera Pusaka Berkibar di IKN
Bahlil dan Agus Kartasasmita Diduga Punya Masalah yang Mirip Airlangga Hartarto
Rocky Gerung Sebut Ucapan Selamat Jalan Luhut ke Jokowi Penanda, Penanda Apa?