Mendadak Dicopot Sebagai Ketua DPRD Morut, Megawati Ambo Asa Pertanyakan Kesalahan Selama Menjabat

- Jumat, 19 Mei 2023 | 10:30 WIB
Mendadak Dicopot Sebagai Ketua DPRD Morut, Megawati Ambo Asa Pertanyakan Kesalahan Selama Menjabat

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Lisna

TRIBUNPALU.COM, PALU - Megawati Ambo Asa mempertanyakan kesalahannya selama menjabat sebagai Ketua DPRD Morowali Utara masa bakti 2019-2024.

Pasalnya, Megawati Ambo Asa dilengser atas permintaan Partai Golkar melalui Surat Keputusan DPP nomor: B. 946/GOLKAR/III/2023 tanggal 20 Maret 2023.

Atas keputusan itu, kursi Ketua DPRD Morowali Utara diberikan kepada Ketua DPD II Golkar Warda Dg Mamala.

"Saya padahal tidak pernah ada teguran, tidak pernah ada peringatan di Lembaga DPR pun dari Badan Kehormatan saya tidak pernah ada catatan, jadi heran juga tidak ada angin tidak ada hujan, ya tapi mungkin itu dinamika politik," katanya kepada TribunPalu.com, Kamis (18/5/2023).

Baca juga: Polemik Pergantian Ketua DPRD Morowali Utara: Proses Tertunda, Pengadilan Dilapor ke Komisi Yudisial

Hingga Sekretariat DPRD Morowali Utara�menerima Surat Keputusan Gubernur Sulawesi�Tengah Nomor:�100.1.4.2/277/RO.PEMOTDA-G.ST/2023�tanggal 4 Mei 2023 tentang pengangkatan Warda Dg Mamala sebagai Ketua DPRD sisa masa jabatan periode 2019-2024.

Megawati Ambo Asa mengaku akan mengambil sejumlah langkah untuk menyikapi terbitnya surat keputusan pergantian tersebut.

"Jelas saya bertanya dasar apa saya diganti? tidak ada penyampaian, sampai hari ini pun saya tidak pernah dipanggil baik DPD II maupun DPD I, saya juga buka ruang koordinasi tapi sampai detik ini tidak dipanggil," ujar Megawati.

Demi mendapatkan jawaban penyebab dirinya diganti, Megawati telah melayangkan surat gugatan salah satunya ditujukan ke DPP Partai Golkar.

Ia menilai terdapat sejumlah kejanggalan dalam keputusan itu, menurutnya SK tersebut bertentangan dengan AD/ART.

Wanita kelahiran Enrekang 2 Februari 1967 itu mengatakan kalau pun harus digantikan ia ingin menantikan alasan yang bersifat masuk akal.

Lebih lanjut ia menjelaskan untuk keputusan itu secara tidak langsung menciptakan edukasi buruk bagi masyarakat.

"Oh, begini loh konsep kerjanya, kalau kayak begini kan pasti orang bertanya-tanya kita yang berprestasi dalam artian saya dari 2004 menjadi kader sampai hari ini ber KTA Golkar jadi pertanyaan di luar sana," jelasnya.(*)

Sumber: palu.tribunnews.com

Komentar