Perusahaan media Vice ajukan kebangkrutan

- Senin, 15 Mei 2023 | 23:31 WIB
Perusahaan media Vice ajukan kebangkrutan

Perusahaan di balik situs media Vice and Motherboard telah mengajukan kebangkrutan atau bangkruptcy di Amerika Serikat dan akan dijual ke sekelompok pemberi pinjamannya.

Vice Media Group - yang pernah bernilai Rp84 triliun (US$5,7 miliar) - dapat diambil alih dengan harga sekitar Rp3,3 triliun ($225 juta).

Perusahaan penyiaran dan media digital yang berfokus pada kaum muda itu mengatakan, akan tetap beroperasi selama proses pengajuan kebangkrutan itu.

Perusahaan itu menambahkan bahwa Vice "diharapkan untuk muncul sebagai perusahaan yang sehat secara finansial dan lebih kuat dalam dua hingga tiga bulan".

Diluncurkan pada 1994 sebagai majalah pinggiran bernama Voice of Montreal oleh Shane Smith, Gavin McInnes, dan Suroosh Alvi, Vice saat ini beroperasi di lebih dari 30 negara.

Kontennya yang nyentrik, dan berfokus pada kaum muda mencakup ke media cetak, acara, musik, online, TV, dan film layar lebar.

Investor Vice Media Group adalah Fortress Investment Group, Monroe Capital, dan Soros Fund Management - firma yang didirikan oleh fund manager dan miliarder George Soros.

Pemberi pinjaman telah menyetujui pendanaan sebesar Rp296 miliar (US$20 juta) ke Vice Media untuk terus beroperasi selama melewati proses kebangkrutan.

Selama proses itu, perusahaan lain dapat mengajukan tawaran "lebih tinggi atau lebih baik" untuk perusahaan media tersebut.

Jika penawaran ini tidak berhasil, pemberi pinjaman ke Vice Media akan mengakuisisi perusahaan penerbit tersebut seharga Rp3,3 triliun.

Vice Media Group telah mengalami kesulitan pendapatan selama beberapa tahun dan terus berjuang untuk mendapatkan keuntungan. Rencana Vice untuk go public melalui merger juga gagal.

Bulan lalu, Vice mengumumkan pemecatan para pekerjanya (PHK) setelah program TV andalannya ditutup.

BuzzFeed, platform online perintis lainnya, juga baru-baru ini mengumumkan penutupan divisi beritanya dan memberhentikan 15% tenaga kerjanya di tengah masalah keuangan yang serius dan penurunan pendapatan dari iklan.

Sumber: bbc.com

Komentar