Kalimat atau kata-kata, terutama yang positif tidak selalu mudah diucapkan oleh orang tua. Terlebih pada saat mereka ingin anaknya berperilaku berbeda. Namun, kekuatan kata-kata dari orang tua yang suportif tidak dapat disangkal besarnya, Budna.
Penelitian di Pusat Anak Berkembang di Harvard University menunjukkan bahwa satu-satunya faktor paling umum untuk mengembangkan ketangguhan adalah kehadiran setidaknya satu orang dewasa yang mendukung dalam kehidupan seorang anak.
Dilansir Roots of Action, sementara kesempurnaan sebagai orang tua adalah tujuan yang tidak dapat dicapai, kalimat yang digunakan orang tua dapat sangat mempengaruhi rasa diri anak.
Menurut Andrew Newberg, M.D. dan Mark Waldman, penulis Words Can Change Your Brain, kata-kata positif, dapat mengubah ekspresi gen, memperkuat area di lobus frontal kita dan meningkatkan fungsi kognitif otak, Bunda. Dari penelitian yang telah ada, dampak dari kalimat-kalimat tersebut sangat mengesankan.
Dengan lebih banyak menggunakan kata-kata positif di rumah, orang tua dapat mendukung perkembangan otak sehat anaknya, Bunda.
Ada beberapa kalimat yang apabila didengar anak, maka akan bermakna bagi dirinya. Baik saat Si Kecil dalam keadaan sedih, maupun senang, kalimat positif yang diucapkan Bunda dan Ayah akan membekas padanya. Berikut contohnya seperti dilansir berbagai sumber:
1. "Bunda tahu kamu sedih, tapi Bunda juga menyaksikan kamu sudah melakukan yang terbaik"Psikolog Daniel Koh dari Insights Mind Center mengatakan bahwa sangat penting bagi orang tua untuk menyadari kesejahteraan emosional anak. Inilah cara untuk memperkuat pemikiran positif atau meyakinkan mereka akan dukungan Bunda.
Koh menambahkan bahwa ini akan mendorong mereka untuk mencoba lagi, dibandingkan merajuk dalam kekecewaan jika mereka gagal mencapai tujuan akademik atau lainnya.
2. "Kalau kamu sudah siap, jangan sungkan curhat sama Bunda ya..."Anak-anak akan mengabaikan orang tua jika orang tua bersikeras memaksakan pendapatnya pada mereka. Hal ini terkadang dapat menimbulkan lebih banyak masalah alih-alih memperbaiki masalah.
âMendengarkan menunjukkan bahwa Anda cukup peduli dan mencintai mereka untuk mengesampingkan penilaian. Ini juga akan membuka jalan untuk diskusi lebih lanjut tentang masalah yang memengaruhi mereka,â ujarnya, dikutip dari Smart Parents.
Bahkan jika anak belum siap untuk berbicara, yang penting adalah dia tahu dia akan mendengarkan Bunda ketika dia siap.
3. "Jangan dipaksakan, memang waktunya berhenti sejenak. Nanti coba lagi..."Saat berhadapan dengan kekecewaan dan kegagalan, wajar jika anak merasa stres dan bingung dengan keputusan yang diambilnya, dan juga arah hidupnya.
"Bantu mereka melepaskan diri dari spiral negatif dan beri mereka waktu untuk mengisi ulang dan memulai kembali, bantu mereka mendapatkan kembali rasa kendali," tutur Koh.
4. "Kesempurnaan bukan segalanya, justru belajar dan mencoba itu segalanya, Nak"Terkadang menjadi perfeksionis atau ambisius malah membuat pikiran kacau ketika tak mencapai target. Sangat penting bagi orang tua untuk mendorong anak-anak mereka agar bersikap positif dalam mencoba hal-hal baru, tanpa takut gagal.
Anak-anak perlu tahu bahwa Bunda mencintai dan menerima mereka tanpa syarat. Bunda mungkin merasa canggung mengatakan, "I love you" kepada anak-anak, terutama jika itu bukan bagian dari budaya keluarga.
Namun, menurut Daniel Wong pakar anak remaja, Bunda perlu mengatakannya setidaknya sebulan sekali. Jika mengatakannya seminggu sekali atau sekali sehari, maka akan lebih baik lagi.
6. "Lakukan, jangan takut mencoba"Dalam hal ini konteksnya adalah aktivitas yang positif dan tidak merugikan ya, Bunda. Tentu saja, jika anak akan melakukan sesuatu yang berbahaya atau tidak etis, Bunda tidak boleh menyuruh mereka untuk melakukannya.
Namun, ketika mereka dihadapkan dengan tantangan yang akan mereka manfaatkan, mereka membutuhkan dorongan untuk meningkatkan kepercayaan diri mereka. Lagipula, menurut Wong, tujuan mengasuh anak bukanlah untuk melindungi anak-anak kita atau memberi mereka kehidupan yang nyaman.
Itu untuk mempersiapkan mereka menuju kedewasaan, di mana mereka tidak hanya bertahan hidup, mereka akan berkembang. Terlebih menjadi orang dewasa penuh dengan tantangan, jadi di masa kanak-kanak dan remaja anak-anak membutuhkan semua latihan yang bisa mereka dapatkan untuk mengatasinya.
7. "Bunda dan Ayah bangga sama kamu"Ternyata penting untuk sering mengatakan ini kepada anak-anak dan tidak hanya ketika mereka telah mencapai sesuatu yang luar biasa. Kenapa? Bangga pada anak-anak atas apa yang telah mereka lakukan berbeda dengan bangga pada mereka apa adanya.
Tidak ada yang salah dengan bangga pada anak-anak atas apa yang telah mereka capai. Namun, mereka perlu tahu bahwa Bunda akan tetap bangga terhadap mereka, meskipun mereka tidak mencapai sesuatu yang mengesankan.
Setiap kali Bunda mengamati anak-anak menunjukkan kebaikan, kemurahan hati, kerendahan hati, keberanian, atau perilaku positif lainnya, ambil kesempatan untuk mengatakan, "Bunda bangga padamu."
Masa kanak-kanak dan remaja adalah periode penuh keraguan diri. Mereka sering bertanya-tanya, apakah saya cukup mampu? Apa pendapat orang lain tentang saya? Mengapa saya begini-begini saja, tidak berkembang?
Di tengah keraguan mereka, mereka membutuhkan bunda untuk menjadi pendukung setia mereka.
"Hati saya hancur ketika remaja memberi tahu saya bahwa orang tua mereka adalah kritik terbesar mereka, bukan penggemar terbesar mereka. Orang tua mereka meremehkan mereka dan merendahkan mereka. Kadang-kadang, orang tua mereka bahkan menyebut mereka "tidak berguna" atau "bodoh"," ujar Wong.
Kalimat ini begitu powerful bagi anak karena mereka yang mendengarnya akan merasa kepercayaan dirinya bertambah. Hingga pada akhirnya, mereka tidak takut untuk bisa bermimpi besar dan berani gagal.
9. "Maukah kamu memaafkan Bunda?"Sebagai orang tua, Bunda pastinya merupakan figur otoritas di rumah. Sayangnya, seringkali hal kecil tapi berarti seperti meminta maaf kepada anak-anak itu sulit. Bukan apa-apa, melainkan gengsi.
Tapi sebagai figur otoritas di rumah, justru Bunda atau Ayah yang harus mengambil langkah pertama. Misalnya, jika Bunda mengatakan sesuatu yang tidak baik saat bertengkar dengan anak, jadilah orang pertama yang mengatakan 'maaf'.
Saat Bunda mencontohkan kerendahan hati semacam ini, anak-anak akan mengembangkan rasa hormat pada Bunda. Ini juga merupakan kesempatan yang sangat baik untuk menunjukkan kepada anak-anak bahwa kita semua membuat kesalahan, tetapi penting untuk bertanggung jawab atas kesalahan itu. Demikian dikutip dari Families for Life.
Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan untuk anak. Langsung aja yuk, Bun klik di sini.
Sumber: haibunda.com
Artikel Terkait
Memaksa Bendera Pusaka Berkibar di IKN
Bahlil dan Agus Kartasasmita Diduga Punya Masalah yang Mirip Airlangga Hartarto
Rocky Gerung Sebut Ucapan Selamat Jalan Luhut ke Jokowi Penanda, Penanda Apa?
Pasutri di Sidoarjo Diduga Bekerja Sama Cabuli Siswi SD Penyandang Disabilitas