Diketahui, bahwa tragedi Stadion Kanjuruhan disebabkan lantaran suporter Arema tak terima klubnya kalah, sehingga terjadi kerusuhan di lapangan.
Baca Juga: PSSI Malah Khawatirkan ini, Dibandingkan Bertambahnya Korban Meninggal Akibat Tragedi Kanjuruhan: Seolah Gak Ada Artinya!
Kemudian petugas kepolisan menembakkan gas air mata untuk melerai massa, namun justru kepanikan di Stadion Kanjuruhan yang terjadi, hingga menelan ratusan korban jiwa.
Termasuk kerusuhan tersebut, Rizal Ramli mengungkit pemilihan presiden (Pilpres) tahun 2019, yang menyebabkan 894 petugas KPU meninggal.
"1. Pilpres 2019: 894 org petugas meninggal. 2. Sepak bola 2022, Malang, meninggal (sementara) 153 org," ungkapnya yang dikutip dari Twitte @RamliRizal, (3/10).
Rizal Ramli menilai bahwa kedua tragedi ini merupakan bentuk kegagalan fungsi Polri yang seharusnya mengayomi masyarakat, namun malah menjadi alat kekuasaan.
"Keduanya menunjukkan kegagalan fungsi Polri, yg brutal & tidak humanis. Itu bisa terjadi karena Polri multi-fungsi, termasuk jadi alat kekuasaan dll sehingga tidak profesional!" ujarnya.
1. Pilpres 2019: 894 org petugas meninggal.2. Sepak bola 2022, Malang, meninggal (sementara) 153 org.Keduanya menunjukkan kegagalan fungsi Polri, yg brutal & tidak humanis. Itu bisa terjadi karena Polri multi-fungsi, termasuk jadi alat kekuasaan dll sehingga tidak profesional !
— Dr. Rizal Ramli (@RamliRizal) October 3, 2022Netizen berharap agar Rizal Ramli mendesak pencopotan terhadap pejabat yang bersangkutan dalam tragedi Stadion Kanjuruhan, lantaran banyaknya korban jiwa.
"Mohon Gaungkan untuk Pejabat Terkait Untuk MUNDUR pa..... Ini sudah ga bisa telorir lagi...Ratusan Nyawa hilang bisa Ribuan kehilangan penghasilan dari kejadian tersebut," cuit akun Twitter @mis***.
Sumber: NewsWorthy
Artikel Terkait
Memaksa Bendera Pusaka Berkibar di IKN
Bahlil dan Agus Kartasasmita Diduga Punya Masalah yang Mirip Airlangga Hartarto
Rocky Gerung Sebut Ucapan Selamat Jalan Luhut ke Jokowi Penanda, Penanda Apa?
Pasutri di Sidoarjo Diduga Bekerja Sama Cabuli Siswi SD Penyandang Disabilitas