Pasalnya pada kuartal II, ekonomi Indonesia tumbuh 5,44 persen, Jokowi membandingkan dengan negara anggota G20, dan tidak ada yang seperti tanah air.
Baca Juga: Bukan Soal Infrastuktur, Begini Perbandingan SBY dan Jokowi, Mantan Presiden Kalah Telak!
"Jadi kalau saya disuruh memperkirakan kuartal II bisa tumbuh 5,44 persen (year on year/yoy), coba dicari negara G20 yang tumbuh di atas lima persen. Kita ini tertinggi loh di G20," ujar Jokowi.
Warganet dengan akun Twitter @PartaiSocmed menilai bahwa tingginya pertumbuhan ekonomi bukan merupakan prestasi, tapi hanya sekedar nasib Indonesia yang mujur.
"Pak @jokowi, pertumbuhan ekonomi kita yg lumayan tinggi ini bkn prestasi tp bejo krn kenaikan harga batubara, CPO, dll, yg hanya dinikmati oleh segelintir org," ungkapnya.
"Sedangkan rakyat menderita akibat kenaikan harga2. Itulah mengapa Bank Dunia menambah warga miskin sebanyak 13 juta org," lanjutnya yang dikutip dari Twitter, Jumat (30/9).
Pak @jokowi, pertumbuhan ekonomi kita yg lumayan tinggi ini bkn prestasi tp bejo krn kenaikan harga batubara, CPO, dll, yg hanya dinikmati oleh segelintir org sedangkan rakyat menderita akibat kenaikan harga2. Itulah mengapa Bank Dunia menambah warga miskin sebanyak 13 juta org pic.twitter.com/F6DScdU3Ib
— #99 (@PartaiSocmed) September 29, 2022Hal ini lantaran Bank Dunia mengungkap bahwa 13 juta orang kelas menengah bawah di Indonesia jatuh miskin, akibat dari ketentuan baru hitungan.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});Melansir dari Detik, ketentuan baru yang diubah Bank Dunia ini mengenai hitungan paritas daya beli (purchasing power parities/PPP), untuk memantau kemiskinan Internasional pada musim gugur 2022.
Sumber: NewsWorthy
Artikel Terkait
[ANALISIS] Peringatan Keras Panglima TNI Untuk Prajurit Aktif Rangkap Jabatan
Jokowi Diminta Sembunyi Dulu 5 Tahun
Tegas! Dikontak Pertamina, Fitra Eri Tolak Tawaran untuk Bantah Isu Pertamax Oplosan
Intip Dua Sosok Istri Tersangka Mega Korupsi Minyak Mentah, Langsung Gembok Akun Medsos