Dugaan kuat ini berasal dari pengakuan Pimpinan Redaksi Narasi Zen RS yang menyatakan bahwa peretasan kali pertama terjadi usai produser dari Narasi menerima pesan berupa tautan. Hanya selang sepuluh menit pesan tersebut dibaca, kendali atas Whatsapp dan nomornya tak bisa lagi dikuasai.
Upaya peretasan yang terbilang janggal caranya ini membuat masyarakat berspekulasi bahwa peretasan ini bukan sekadar peretasan biasa, tetapi bentuk pembungkaman yang sesungguhnya.
Baca Juga: Buat Langkah Tegas Demi Usut Tuntas Media Najwa Shihab, Lembaga Ini Desak Kapolri Sampai Lakukan Hal Berikut
“Bisa retas 34 orang dengan sangat spesifik dan semua bobol sampe ke Whatsapp mah toolsnya cuman sekelas negara yg punya. Entah negara apa yg tega pake tools tersebut,” tulis salah satu pengguna media sosial.
Warganet pun dibuat setuju dan menyinggung beberapa pihak yang dirasa berkaitan erat dengan peristiwa buruk yang menyerang awak pers tersebut, salah satunya adalah Pegasus.
Bisa retas 34 orang dengan sangat spesifik dan semua bobol sampe ke Whatsapp mah toolsnya cuman sekelas negara yg punya.
Entah negara apa yg tega pake tools tersebut.
— Mouldie Satria ?????? (@mouldie_sep) September 28, 2022Penggunaan Spyware Pegasus
Pegasus adalah perangkat lunak spyware yang digunakan untuk memata-matai politisi, aktivis, jurnalis, hingga pemerintah di beberapa negara.
Program Pegasus sendiri dibuat dan dikembangkan oleh perusahaan cyberarm milik Israel, yakni NSO Group.
NSO Group bekerja sama langsung dengan pemerintah dan membantu badan intelijen serta penegak hukum dalam mendeteksi dan mencegah berbagai macam ancaman lokal dan global berupa terror dan kejahatan.
Program besutan NSO Group tersebut diketahui telah menarik perhatian banyak negara. Pada tahun 2021, diketahui bahwa Spyware Pegasus digunakan oleh sejumlah negara seperti Hungaria, India, Meksiko, Maroko, Arab Saudi.
Baca Juga: Belum Menemukan Titik Terang, Lembaga Ini Akhirnya Turun Tangan Bantu Media Najwa Shihab Sampai Tuntut Aparat Agar Segera Bertindak
Pegasus sendiri didesain untuk memantau kegiatan melalui SMS, email, data lokasi, riwayat browsing, panggilan telepon, dan bisa menyalin beberapa data, mengaktifkan kameran, hingga menyadap pembicaraan.
Spyware ini pun memanfaatkan keamanan yang ada di tingkatan sistem operasi seperti Android dan iOS hingga aplikasi seperti Whatsapp dengan menginfeksi melalui sebuah tautan yang dikirim melalui SMS, email, ataupun Whatsapp.
Namun, benarkah Indonesia menggunakan Spyware Pegasus?
Baca Juga: Terus Bertambahnya Korban Peretasan Media Najwa Shihab, Benarkah Ada Campur Tangan Dari Pihak Kepolisian?
Indonesia Pakai Pegasus
Kabar digunakannya Spyware Pegasus di Indonesia sebenarnya sudah ada sejak pertengahan tahun 2020 lalu, tepatnya pada akhir bulan Juni.
Ini pun bukan sekadar kabar, tetapi benar adanya karena dikonfirmasi langsung oleh Anggota Komisi I DPR dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Effendi Muara Sakti Simbolon yang dilansir dari salah satu media di tahun tersebut.
Effendi mengakui bahwa Pegasus sudah digunakan sejak lama oleh salah satu lembaga negara, tetapi tak disebutkan secara jelas siapa yang menggunakan atau dengan kata lain sengaja dirahasiakan.
Menurut pengakuan yang beredar, Pegasus digunakan oleh salah satu lembaga negara untuk mematai-matai kelompok teroris di Indonesia. Pegasus pun sempat digunakan untuk mengejar kelompok bersenjata yang ada di Papua.
Baca Juga: Berkaca dari Kasus Peretasan Anak Buah Najwa Shihab, Jangan Lakukan Ini Jika Dapat Pesan WA dari Nomor Asing, Bahaya!
Penggunaan Pegasus ini sudah lama menjadi perdebatan dan ditakutkan oleh beberapa pihak karena ketidakjelasan dalam penggunaannya.
Banyak aktivis yang khawatir akan disadap karena pada tahun 2020 juga terjadi peretasan di sejumlah akun para aktivis para pegiat antikorupsi dan hak asasi manusia.
Hingga saat ini belum jelas siapa dalang dibalik peretasan media Narasi, tetapi eratnya kaitan antara Indonesia dan penggunaan Spyware Pegasus membuat masyarakat mencurigai beberapa lembaga negara.
Terlebih tempat atau media penyerangan Spyware Pegasus dengan yang dialami awak redaksi Narasi terbilang sama, yaitu menyerang perangkat penting termasuk nomor telepon.
Baca Juga: Jurnalis Diserang Massal, Benarkah Ada Upaya Pembungkaman Karena Tindakan Berani Najwa Shihab?
Sumber: kontenjatim.id
Artikel Terkait
Memaksa Bendera Pusaka Berkibar di IKN
Bahlil dan Agus Kartasasmita Diduga Punya Masalah yang Mirip Airlangga Hartarto
Rocky Gerung Sebut Ucapan Selamat Jalan Luhut ke Jokowi Penanda, Penanda Apa?
Pasutri di Sidoarjo Diduga Bekerja Sama Cabuli Siswi SD Penyandang Disabilitas