Saat ini, pemerintah telah menaikkan harga Pertalite, dari sebelumnya Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter sejak tanggal 3 September 2022.
Baca Juga: Prediksi Soal Pilpres 2024 Bakal Diatur, Omongan SBY Mengarah pada PDIP: Jelas Siapa yang Dimaksud!
Namun, ternyata harga jual Pertalite masih lebih rendah daripada harga keekonomiannya yang mencapai Rp14.500 per liter, sehingga pemerintah masih melakukan subsidi.
Rizal Ramli mengaku merasa kesal terhadap ungkapan yang menyebutkan bahwa subsidi pertalite diserupakan dengan pembakaran uang negara.
"Saya terganggu, bahkan kesel ketika membaca pejabat2 dan ahli abal2 mengatakan bahwa subsidi patralite bagaikan bakar uang," ujarnya yang dikutip dari Twitter @RamliRizal, Senin (19/9).
Padahal menyoritas pengguna BBM jenis Pertalite merupakan pengendara sepeda motor yang berjumlah sekitar 120 juta jiwa, dan digunakan untuk pekerjaan maupun hal lainnya.
"Mohon maaf majoritas yg pakai patralite itu 120 juta pengendara sepeda motor, yg menggunakan motornya utk bekerja dan anter istri & anak. Total 240 juta," ungkapnya.
Saya terganggu, bahkan kesel ketika membaca pejabat2 dan ahli abal2 mengatakan bahwa subsidi patralite bagaikan bakar uang.Mohon maaf majoritas yg pakai patralite itu 120 juta pengendara sepeda motor, yg menggunakan motornya utk bekerja dan anter istri & anak. Total 240 juta
— Dr. Rizal Ramli (@RamliRizal) September 19, 2022Warganet mendukung pernyataan ekonom senior tersebut, dan menyebut bahwa bakar uang jitu ika negara terus berhutang dan masih membayar bunganya.
"BAKAR UANG Itu kalau kita Nguntang terus dan NEGARA BAYAR BUNGA. Maaf senior pakai kapital biar pada sadar itu @BKFKemenkeu," cuit akun Twitter @f_fa***
Sumber: NewsWorthy
Artikel Terkait
Memaksa Bendera Pusaka Berkibar di IKN
Bahlil dan Agus Kartasasmita Diduga Punya Masalah yang Mirip Airlangga Hartarto
Rocky Gerung Sebut Ucapan Selamat Jalan Luhut ke Jokowi Penanda, Penanda Apa?
Pasutri di Sidoarjo Diduga Bekerja Sama Cabuli Siswi SD Penyandang Disabilitas