Menurut kelompok masyarakat sipil, tindakan Dudung Abdurachman mengkhianati amanat reformasi dan tak menghargai supremasi sipil.
Tindakan Dudung yang menuai polemik bukan kali ini saja terjadi.
Baca Juga: Kenapa Dudung Berani Membangkang Andika dan Menyuruh Anak Buahnya Intimidasi Effendi Simbolon? Bisa Jadi Karena Kesalahan Jokowi Soal Ini .
Selama kurun waktu dua tahun terakhir, tercatat beberapa kali mantan Pangkonstrad itu melakukan tindakan kontroversial, dimulai sejak masih menjabat sebagai Pangdam Jaya.
Pada November 2020, Dudung yang saat itu masih menjabat sebagai Pangdam Jaya memerintahkan pasukannya untuk mencopot baliho Hahib Rizieq Shihab yang banyak terpasang di sejumlah tempat di Jakarta.
Sebagian pihak mengapresiasi tindakan Dudung namun sebagian lagi menganggap hal itu tidak dibenarkan di era reformasi. Pasalnya, penertiban baliho bukan bagian dari fungsi TNI sebagai alat pertahanan negara.
Sekitar setahun setelah insiden baliho, Dudung kembali membuat kehebohan saat kunjungannya ke Papua.
Saat memberi kata sambutan dalam sebuah acara di Jayapura, Dudung mengatakan orang-orang yang bergabung dalam KKB merupakan sebagian kecil masyarakat yang belum memiliki kesepahaman mengenai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Jangan sampai sedikit pun berpikiran bahwa KKB itu adalah musuh kita, mereka saudara kita yang belum paham tentang NKRI," kata pria yang saat itu sudah menjabat KASAD di Jayapura, Selasa (23/11).
Baca Juga: Beredar Foto Jenderal Dudung dan Effendi Simbolon, Faktanya Seperti Ini
Pada Desember 2021, Dudung kembali membuat kehebohan saat hadir di podcast Deddy Corbuzier. Saat itu, ia mengatakan bahwa Tuhan bukanlah orang Arab.
"Kalau saya berdoa setelah sholat, doa saya simpel aja, ya Tuhan pakai bahasa Indonesia saja, karena Tuhan kita bukan orang Arab," ucap Dudung.
Pada bulan yang sama, Dudung kembali 'berulah'.
Saat hadir bertausiyah di Masjid Nurul Amin, Kota Jayapura, Provinsi Papua, Dudung menyinggung tentang implementasi rasa syukur yang sudah diciptakan oleh Allah SWT kepada hambanya untuk menunaikan sholat. Dudung pun menyebut tentang ilmana sebagai tingkatan keimanan umat Islam.
Baca Juga: Andika vs Dudung Bukan yang Pertama, Inilah 2 Ketidakharmonisan Hubungan Panglima TNI dan KASAD yang juga Terjadi di Masa Lalu
"Iman taklid, ada iman ilmu, ada iman iyaan, ada iman haq (haqul yaqiin), dan iman hakikat. Oleh karena itu, banyak sebagian dari orang Islam sering terpengaruh katanya hadis ini, katanya hadis itu, kata Nabi Muhammad SAW. Oleh karenanya jangan terlalu dalam, jangan terlalu dalam mempelajari agama," ujar Dudung yang mengenakan baju koko putih dan peci hitam di mimbar masjid dikutip Republika dari twitter Dispenad.
Sumber: kontenjatim.id
Artikel Terkait
Memaksa Bendera Pusaka Berkibar di IKN
Bahlil dan Agus Kartasasmita Diduga Punya Masalah yang Mirip Airlangga Hartarto
Rocky Gerung Sebut Ucapan Selamat Jalan Luhut ke Jokowi Penanda, Penanda Apa?
Pasutri di Sidoarjo Diduga Bekerja Sama Cabuli Siswi SD Penyandang Disabilitas