Mengacu pada asesmen intelijen, Amerika Serikat (AS) menuduh Rusia telah menggelontorkan lebih dari USD 300 juta untuk mempengaruhi politisi di lebih dari 24 negara.
Baca Juga: Anies Lengser, Benarkah PDIP Siapkan Strategi Khusus Hadapi Pilpres 2024? Masinton Pasaribu Bocorkan Hal ini
Rusia belum memberikan responnya terkait tuduhan Amerika Serikat namun sebelumnya Rusia juga sempat menuduh Amerika mencampuri urusan luar negeri.
Luqman menilai pentingnya waspada terhadap kemungkinan pengaruh dari Rusia yang berkaitan dengan kepentingan politik.
Ia menyadari dalam sistem politik di Indonesia rawan pembelian kontestan Pemilu seperti calon presiden dan calon legislative dibeli pihak yang memiliki kepentingan.
“Kita harus waspada! Krn sistem politik, termasuk aturan pemilu, di Indonesia, menyebabkan para kontestan pemilu (capres/caleg) rawan utk bisa "dibeli" pihak yg berkepentingan,” tulis Luqman di akun Twitter-nya pada Rabu (14/9).
Pemerintah telah menentukan pemilihan presiden atau Pilpres akan diselenggarakan pada 14 Februari 2024 mendatang.
Wah...Kita harus waspada! Krn sistem politik, termasuk aturan pemilu, di Indonesia, menyebabkan para kontestan pemilu (capres/caleg) rawan utk bisa "dibeli" pihak yg berkepentingan. https://t.co/29KL5opp3q
— Luqman Hakim (@LuqmanBeeNKRI) September 14, 2022Kendati sudah dijadwalkan, masih berhembus isu gonjang-ganjing terkait dana penyelenggaraan pesta rakyat tersebut.
Sumber: NewsWorthy
Artikel Terkait
Memaksa Bendera Pusaka Berkibar di IKN
Bahlil dan Agus Kartasasmita Diduga Punya Masalah yang Mirip Airlangga Hartarto
Rocky Gerung Sebut Ucapan Selamat Jalan Luhut ke Jokowi Penanda, Penanda Apa?
Pasutri di Sidoarjo Diduga Bekerja Sama Cabuli Siswi SD Penyandang Disabilitas