APBN saat ini cukup kewalahan dalam mensubsidi BBM, lantaran anggaran semakin membengkak, pada tahun 2022 kenaikannya sekitar 3 kali lipat.
Baca Juga: Pantes Ngamuk! Ternyata ini Identitas Emak-emak Pemrotes Demo BBM di Makasar
Sebelumnya, subsidi dan kompensasi energi, termasuk BBM awalnya sekitar Rp152 triliun, dan melonjak drastis sebesar Rp502 triliun, sehingga APBN kewalahan.
Said Didu mengungkapkan bahwa alasan APBN tak sanggup lagi mensubsidi BBM lantaran 44 persen penerimaan negara digunakan demi membayar cicilan utang pada 2021.
"APBN sdh tidak mampu membiayai subsidi BBM krn sdh pada tahun 2021 sdh sktr 44 % penerimaan Negara digunakan untuk membayar cicilan utang."
"Tahun 2021 haru bayar utang Rp 902 dan diperkirakan akan naik tahun 2022," ungkap Mantan Sekretaris BUMN yang dikutip dari Twitter @msaid_didu, Minggu (11/9).
APBN sdh tidak mampu membiayai subsidi BBM krn sdh pada tahun 2021 sdh sktr 44 % penerimaan Negara digunakan untuk membayar cicilan utang. Tahun 2021 haru bayar utang Rp 902 dan diperkirakan akan naik tahun 2022. pic.twitter.com/2apLYk6HEy
— Muhammad Said Didu (@msaid_didu) September 10, 2022Sekedar informasi, per Juli 2022 utang pemerintah tembus Rp7.163,72 triliun atau serupa dengan 37,91 persen dari produk domestik bruto (PDB).
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});Utang pemerintah ini naik 0,55 persen dibanding bulan Juni, yaitu sekitar Rp7.123,62 triliun dengan rasio roduk domestik bruto (PDB) sebesar 39,56 persen.
Sumber: NewsWorthy
Artikel Terkait
Memaksa Bendera Pusaka Berkibar di IKN
Bahlil dan Agus Kartasasmita Diduga Punya Masalah yang Mirip Airlangga Hartarto
Rocky Gerung Sebut Ucapan Selamat Jalan Luhut ke Jokowi Penanda, Penanda Apa?
Pasutri di Sidoarjo Diduga Bekerja Sama Cabuli Siswi SD Penyandang Disabilitas