Jokowi memutuskan untuk menaikkan harga BBM, dengan salah satu alasan yaitu anggaran subsidi bisa semakin membengkak, dari sebelumnya Rp502 triliun menjadi Rp653 triliun.
Baca Juga: Kenaikan Harga BBM Memicu Kebebasan Rakyat, Pengamat: Kemerdekaan Kita Bikin Protes Kebijakan Dungu!
Sementara itu, Rocky Gerung menyoroti Menteri Keuangan Sri Mulyani yang sebetulnya bingung dengan keinginan Jokowi, lantaran politik tidak bisa dijadikan alasan suatu keputusan ekonomi.
"Poin saya adalah Sri Mulyani ingin, bukan ingin sebetulnya, dia bingung aja dia mau keinginan Presiden tapi dia tahu juga ilmu ekonomi enggak boleh diarahkan oleh politik," ujarnya.
Selain itu, keadaan Pertamina tengah kacau, lantaran utang yang menumpuk serta perhitungan akuntansi yang tidak jelas, komisarisnya pun bermasalah.
"Pertamina dari awal kita tahu hutangnya bertumpuk, akuntansi yang gak jelas, segala macam, tapi di situ ada komisaris yang janjinya juga enggak bisa dia penuhi," beber Rocky.
Sebetulnya ini merupakan kekacauan dalam koordinasi Jokowi, karena Presiden merupakan koordinator di dalam perusahaan milik negara atau BUMN, Pertamina salah satunya.
"Jadi sekali lagi ini kekacauan di dalam koordinasi makro, tentu yang koordinator utama ya presiden," ujarnya yang dikutip dari YouTube Rocky Gerung Official, Jumat (9/9).
Rocky Gerung menyebutkan bahwa Jokowi tidak terlalu paham dengan permasalahan yang tengah terjadi, sehingga mendengar masukan dari beberapa pihak dan menyetujuinya.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});"Karena presiden enggak bisa, bukan enggak bisa, dia enggak paham apa yang sedang terjadi, maka dia dengar semua masukkan karena masukannya masuk," pungkasnya.
Sumber: NewsWorthy
Artikel Terkait
[ANALISIS] Peringatan Keras Panglima TNI Untuk Prajurit Aktif Rangkap Jabatan
Jokowi Diminta Sembunyi Dulu 5 Tahun
Tegas! Dikontak Pertamina, Fitra Eri Tolak Tawaran untuk Bantah Isu Pertamax Oplosan
Intip Dua Sosok Istri Tersangka Mega Korupsi Minyak Mentah, Langsung Gembok Akun Medsos