Hal tersebut ditanggapi Said Didu melalui akun Twitter pribadi miliknya. Dalam cuitannya, Said Didu menyinggung soal tanggapan itu yang berisi jangan samakan kondisi saat ini dan dulu.
Baca Juga: Dugaan Korupsi pada Formula E Disebut Upaya Jegal Anies Baswedan, Eh Langsung Diskakmat: Maling Ngaku, Penjara Gak Muat!
Said Didu mengungkapkan hal itu benar bahwa utang negara saat dulu tidak sebesar sekarang.
"Betul sekali. Dulu utang kita tidak sebesar sekarang. Dulu rupiah kita tdk selemah sekarang," ujar Said Didu melalui akun Twitter pribadi miliknya, Kamis (8/9).
Sementara itu, tanggapan tersebut dilontarkan oleh Ketua DPP PDI Perjungan (PDIP) Said Abdullah. Ia menyebut bahwa kondisi BBM era dulu dan saat ini berbeda.
Said Abdullah juga mengatakan bahwa ada persoalan geopolitik juga yang menyelimuti naiknya harga BBM.
"Kondisinya kan berbeda, kondisi hari ini dunia, kita sadar nggak sih kalo ini persoalan geopolitik, Arab Saudi lagi menikmati, para eksportir minyak lagi menikmati profit dia tidak mau nambah alokasi ke pasar, tidak nyiram pasar ya naik teruslah," ungkap Said Abdullah.
Baca Juga: Capres 2024 Tidak Boleh Punya Riwayat Berjudi Hingga Zina, Said Didu: Kalau Riwayat Pembohong dan Pemberi Janji Palsu?
"Sehingga jangan kemudian 10 tahun lalu disamakan dengan kondisi sekarang, sama sekali berbeda, sama sekali berbeda," tambah Said Abdullah.
Betul sekali.Dulu utang kita tidak sebesar sekarang.Dulu rupiah kita tdk selemah sekarang. https://t.co/MhQ8ikZ2ww
— Muhammad Said Didu (@msaid_didu) September 7, 2022Sumber: NewsWorthy
Artikel Terkait
Bukan Mobil atau Motor, Pria Ini Naik Babi Terobos Banjir
Memaksa Bendera Pusaka Berkibar di IKN
Bahlil dan Agus Kartasasmita Diduga Punya Masalah yang Mirip Airlangga Hartarto
Rocky Gerung Sebut Ucapan Selamat Jalan Luhut ke Jokowi Penanda, Penanda Apa?