Hal tersebut ditanggapi Jhon Sitorus melalui akun Twitter pribadinya. Dalam cuitannya, Jhon Sitorus menyebut bahwa dirinya akan melihat seberapa kuat Putri Candrawathi bisa memberikan keterangan palsu.
Baca Juga: Ferdy Sambo Nyatakan Putri Candrawathi Diperkosa Hingga Dibanting Brigadir J, Sulit Dibuktikan: Apalagi Hampir...
Jhon Sitorus juga mengungkapkan bahwa pihak berwajib yang menangani Putri Candrawati tidak bertindak tegas.
"Kita lihat sejauh mana PC bisa bertahan dan memberi berita PALSU. Bareskrim terlalu LEMBEK sama pasangan ini," ujar Jhon Sitorus melalui akun Twitter pribadi miliknya, Selasa (6/9).
Lanjut, Jhon Sitorus juga mengatakan bahwa ada kemungkinan alasan yang bakal dilakukan saat adanya pemeriksaan dengan mesin.
"Biasanya orang2 Kriminal akan membuat berbagai alasan 'sakit misalnya' agar tidak pakai Lie Detector. Masihkah Polri mau dikecoh lagi?," pungkas Jhon Sitorus.
Terkait hal tersebut, Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi juga membenarkan bahwa Putri Candrawathi sekaligus dengan Asisten Rumah Tangga (ART) Susi juga akan menjalani pemeriksaan di kepolisian dengan lie detector.
"Hari ini diperiksa PC dan saksi Susi. Di Puslabfor Sentul," ungkap Andi Rian.
Sementara itu, psikolog forensik Reza Indragiri menyatakan soal pemeriksaan menggunakan alat pendeteksi kebohongan atau lie detector itu tidaklah efektif.
Menurut Reza Indragiri, hasil dari pemeriksaan lie detector terkesan pseudoscience atau tidak terbukti secara saintifik.
"Tidak efektif. Bahkan pseudoscience saja itu. Kapolri tekankan harus saintifik toh. Ampun-ampun deh kalau masih berputar-putar di situ," tegas Reza Indragiri dikutip Detik.
Kemudian, Reza Indragiri juga menjelaskan alasan metode ini tak layak dijadikan acuan pembuktian.
Baca Juga: Putri Candrawathi Tidak Ditahan dengan Alasan Kemanusiaan, Ini Namanya Pembodohan Publik: Semua Tersangka Pembunuhan Wajib Ditahan!
Alat tersebut, lanjut Reza Indragiri, tidak dapat mendeteksi sepenuhnya seseorang apakah dia berbohong atau berkata jujur.
Menurutnya orang sering salah tafsir, padahal yang terdeteksi itu adalah perubahan fisiologis tubuh yang dalam derajat tertentu diartikan sebagai indikasi kebohongan.
Penggunaan alat tersebut akhirnya menjadi subjektivitas pemeriksa, apalagi jika seseorang diperiksa dalam ancaman atau keadaan yang membuat tubuh nya lelah, otomatis data fisiologis yang terdeteksi juga berubah.
Kita lihat sejauh mana PC bisa bertahan dan memberi berita PALSU Bareskrim terlalu LEMBEK sama pasangan iniBiasanya orang2 Kriminal akan membuat berbagai alasan "sakit misalnya" agar tidak pakai Lie DetectorMasihkah Polri mau dikecoh lagi? pic.twitter.com/Yi7eAVMMIx
— Jhon Sitorus (@Miduk17) September 5, 2022Sumber: NewsWorthy
Artikel Terkait
[ANALISIS] Peringatan Keras Panglima TNI Untuk Prajurit Aktif Rangkap Jabatan
Jokowi Diminta Sembunyi Dulu 5 Tahun
Tegas! Dikontak Pertamina, Fitra Eri Tolak Tawaran untuk Bantah Isu Pertamax Oplosan
Intip Dua Sosok Istri Tersangka Mega Korupsi Minyak Mentah, Langsung Gembok Akun Medsos