Hal tersebut di tanggapi Umar Hasibuan melalui akun Twitter pribadi miliknya. Dalam cuitannya, Umar Hasibuan menyindir kenaikan harga BBM di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca Juga: Projo Klaim Rakyat Masih Ingin Jokowi Jadi Capres 2024, Umar Hasibuan: Jangan Karena Ambisi, Jadi Bikin Rusak Demokrasi!
Umar Hasibuan juga mengungkapkan bahwa dirinya tidak heran akan hal tersebut.
"Sdh biasa di era skrg BBM naik. Klu gak naik baru kita heran," ujar Umar Hasibuan melalui akun Twitter pribadinya, Minggu (4/9).
Sementara itu, perihal kenaikan BBM, Jokowi mengungkapkan bahwa kenaikan tersebut tak lepas dari kenaikan harga minyak dunia dan membengkaknya anggaran subsidi dan kompensasi BBM.
"Pemerintah telah berupaya sekuat tenaga untuk melindungi rakyat dari gejolak harga minyak dunia. Saya sebetulnya ingin harga BBM di dalam negeri tetap terjangkau dengan memberikan subsidi dari APBN," tutur Jokowi dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, dikutip Minggu (4/9).
Kemudian, Jokowi menjelaskan bahwa anggaran subsidi dan kompensasi BBM tahun 2022 telah meningkat 3 kali lipat dari Rp152,5 triliun menjadi 502,4 triliun. Angka tersebut diprediksi masih akan terus mengalami kenaikan. Selain itu, lanjut Jokowi, 70 persen subsidi BBM justru dinikmati oleh kelompok masyarakat mampu yang memiliki mobil pribadi.
"Dan saat ini pemerintah harus membuat keputusan dalam situasi yang sulit. Ini adalah pilihan terakhir pemerintah yaitu mengalihkan subsidi BBM sehingga harga beberapa jenis BBM yang selama ini mendapat subsidi akan mengalami penyesuaian," tandas Jokowi.
Baca Juga: Kena Prank! Per 1 September 2022 Harga BBM Turun: Padahal Geng PKS Sudah Siap-siap Mau Serang...
Sebagai informasi Jokowi akhirnya memutuskan menaikkan BBM bersubsidi dengan harga Pertalite yang diputuskan naik dari Rp7.650 jadi 10.000 per liter, solar subsidi dari Rp5.150 per liter jadi Rp6.800 per liter, Pertamax nonsubsidi naik dari Rp12.000 jadi Rp14.500 per liter.
Hal itu seperti yang diungkapkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif.
"Pertalite dari Rp7.650 per liter, solar subsidi dari Rp5.150 pe liter jadi Rp6.800 per liter, Pertamax nonsubsidi naik dari Rp12.000 jadi Rp14.500 per liter. Ini berlaku 1 jam sejak diumumkan, pada pukul 14.30 WIB," ungkap Arifin Tasrif.
Sdh biasa di era skrg BBM naik. Klu gak naik baru kita heran. ???? pic.twitter.com/4aVuDQMece
— Buya Umar Syadat Hasibuan (@UmarHasibuann_7) September 3, 2022Sumber: NewsWorthy
Artikel Terkait
Bukan Mobil atau Motor, Pria Ini Naik Babi Terobos Banjir
Memaksa Bendera Pusaka Berkibar di IKN
Bahlil dan Agus Kartasasmita Diduga Punya Masalah yang Mirip Airlangga Hartarto
Rocky Gerung Sebut Ucapan Selamat Jalan Luhut ke Jokowi Penanda, Penanda Apa?