Hal tersebut ditanggapi Said Didu melalui akun Twitter pribadi miliknya. Dalam cuitannya, Said Didu mengungkapkan bahwa ada beberapa alasan yang menyebabkan defisitnya APBN.
Baca Juga: BIN Ikut Dilibatkan dalam Sosialisasi RKUHP, Said Didu Heran: Sosialisasi RKUHP Jadi Kerja BIN?
Said Didu menyebutkan salah satu alasannya yakni pembayaran upah terhadap suatu lembaga yang sebenarnya tidak diperlukan.
"Sebagai info, defisit tinggi krn belanja lbh tinggi dari pendapatan, penyebabnya antara lain, pertama; bayar utang sktr Rp 800 t krn bunga utang tinggi, kedua; bayar subsidi energi sktr Rp 500 t krn kurs Rupiah melemah," ungkap Said Didu melalui akun Twitter pribadi miliknya, Selasa (30/8).
"Ketiga; alokasi utk infrastruktur dan IKN, dan keempat; bayar gaji lembaga dan staf yg tdk perlu," tandas Said DIdu.
Sementara itu, salah satu akademisi yang berpendapat bahwa kenaikan harga BBM menjadi solusi ialah Rektor Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITB-AD) Mukhaer Pakkanna.
Menurut Mukhaer, kenaikan harga BBM harus diimbangi oleh sejumlah strategi agar inflasi terkendali dan daya beli masyarakat terjaga.
"Kenaikan harga BBM menjadi solusi. Tentu harus dilakukan berdasarkan kalkulasi persentase kenaikan harga yang tepat dan valid dalam satu dua hari ini, berikut simulasi implikasi serta dampak ekonomi dan sosial lainnya," ungkap Mukhaer.
Baca Juga: Pemerintah Beda Pendapat Soal Subsidi Pertamax, Said Didu: No Comment Daripada Dimaki-maki
Selain itu, Mukhaer mengatakan jika emerintah tidak mengurangi subsidi hingga Desember 2022, total dana jumbo yang akan menguras APBN 2022 mencapai Rp 700 triliun. Di sisi lain, jika subsidi dikurangi atau dihentikan maka harga BBM dan gas akan naik dan menyebabkan inflasi meroket.
Dikarenakan hal itu, Mukhaer menegaskan bahwa kalau ingin menaikkan harga BBM, pemerintah harus mampu memanfaatkan dana-dana devisa ekspor dari windfall profit dari hasil ekspor batu bara, CPO, nikel, dan lainnya.
Sebagai info, defisit tinggi krn belanja lbh tinggi dari pendapatan, penyebabnya al:1) bayar utang sktr Rp 800 t krn bunga utang tinggi2) bayar subsidi energi sktr Rp 500 t krn kurs Rupiah melemah3) alokasi utk infrastruktur dan IKN4) bayar gaji lembaga dan staf yg tdk perlu https://t.co/xfty35m5Cr
— Muhammad Said Didu (@msaid_didu) August 29, 2022Sumber: NewsWorthy
Artikel Terkait
Bukan Mobil atau Motor, Pria Ini Naik Babi Terobos Banjir
Memaksa Bendera Pusaka Berkibar di IKN
Bahlil dan Agus Kartasasmita Diduga Punya Masalah yang Mirip Airlangga Hartarto
Rocky Gerung Sebut Ucapan Selamat Jalan Luhut ke Jokowi Penanda, Penanda Apa?