Suharso Manoarfa diduga melakukan penghinaan terhadap golongan tertentu sehingga dilaporkan polisi, namun Ketum PPP menyebut bahwa itu hanya kesalahpahaman.
Baca Juga: Tak Ingkari Janji! Anies Layak Maju Pilpres 2024 Karena Komitmennya pada Prabowo: Duh Nalar Panglima LGBT Makin Nyungsep
Sementara itu, Suharso dilaporkan karena menyampaikan pidato yang menyinggung 'amplop' untuk kiai ketika berkunjung ke pesantren, ini menumbulkan dugaan pidana penghinaan terhadap kiai.
"Loh kok Suharso Monoarfa dilaporkan ke polisi terkait statemen 'amplop' kiai ? Bukannya Ketua GP Ansor anggap itu sbg tradisi?" ungkap Lukman yang dikutip dari Twitter @hipohan, Rabu (24/8).
Loh kok Suharso Monoarfa dilaporkan ke polisi terkait statemen "amplop" kiai ? Bukannya Ketua GP Ansor anggap itu sbg tradisi ? ???? pic.twitter.com/i6XmYrU6dF
— Lukman Simandjuntak (@hipohan) August 23, 2022Sebelumnya, pada tahun 2019 sempat viral video Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan berkunjung ke KH Zubair Muntasor.
Luhut memberikan amplop kepada ulama sepuh tersebut di Bangkalan, Madura, Jawa Timur, sehingga memicu banyak komentar yang menyudutkan.
Ketua GP Ansor Kabupaten Malang Husnul Hakim Syadad menyebutkan bahwa tradisi sungkem ketika berkunjung pada kiai sudah ada sejak dulu, tidak hanya menjelang Pilpres.
"Hal itu diniatkan para santri atau masyarakat umum untuk titip kepada kiai dalam perjuangan. Kadang bukan hanya amplop yang diberikan."
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});"Tapi ada juga yang membawa hasil pertanian seperti pisang, padi, ayam dan lainnya. Sudah tradisi itu," pungkas Husnul yang dikutip dari Times Indonesia.
Sumber: NewsWorthy
Artikel Terkait
[ANALISIS] Peringatan Keras Panglima TNI Untuk Prajurit Aktif Rangkap Jabatan
Jokowi Diminta Sembunyi Dulu 5 Tahun
Tegas! Dikontak Pertamina, Fitra Eri Tolak Tawaran untuk Bantah Isu Pertamax Oplosan
Intip Dua Sosok Istri Tersangka Mega Korupsi Minyak Mentah, Langsung Gembok Akun Medsos