Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo diminta oleh Sekjen Baranusa Roy Firdaus untuk menonaktifkan Fadil Imran agar kasus Brigadir J bisa transparan.
Baca Juga: Kasus Ferdy Sambo Menyeret 12 Anak Buah Kapolres Jaksel, Posisi Fadil Imran Disorot: Artinya?
Refly Harun menyinggung jika pencopotan Fadil Imran merupakan bagian dari penyelesaian kasus pembunuhan Brigadir J, maka itu memang layak dilakukan.
"Jadi kuncinya adalah bagaimana kasus ini selesai. Kalau copot dan mencopot atau nonaktif itu bagian dari penyelesaian kasus ya it's oke saja," ungkapnya.
Sementara itu, Kapolda Metro Jaya menjadi nama yang sakral usai terjadinya kasus KM 50, yaitu penembakan 6 anggota laskar FPI di tangan anggota Polda Metro Jaya.
"Memang yang namanya Kapolda Metro Jaya menjadi katakanlah nama yang agak sakral setelah terjadinya KM 50," ucapnya yang dikutip dari YouTube Refly Harun, Minggu (14/8).
Saat kasus KM 50 yang sempat menghebohkan, Irjen Fadil Imran masih menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya, dan dia satu angkatan dengan Listyo Sigit Prabowo.
"Dan kebetulan pada KM 50 beliau juga menjadi Kapoldanya, dan Fadil Imran Kapolda yang satu angkatan dengan Listyo Sigit Prabowo," ungkap Refly.
Sedangkan Komjen Budi Agung Maryoto, Komjen Ahmad Dofiri, dan Komjen Agus Andrianto yang merupakan tim khusus kasus pembunuhan Brigadir J merupakan angkatan lebih senior dari Fadil dan Listyo Sigit.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});"Kalau yang lainnya yang disebutkan tadi sepertinya angkatan lebih senior ya, Budi Agung Maryoto, Ahmad Dofiri, Agus Andrianto, itu kelompok-kelompok atau pejabat-pejabat yang lebih senior," pungkasnya.
Sumber: NewsWorthy
Artikel Terkait
Jokowi Diminta Sembunyi Dulu 5 Tahun
Tegas! Dikontak Pertamina, Fitra Eri Tolak Tawaran untuk Bantah Isu Pertamax Oplosan
Intip Dua Sosok Istri Tersangka Mega Korupsi Minyak Mentah, Langsung Gembok Akun Medsos
VIRAL Unggahan Warganet Lakukan Uji Coba Pertalite RON 90, Hasilnya Bikin Syok!