Hal itu ditanggapi Soleman B Ponto melalui video di akun YouTube Refly Harun. Dalam video tersebut, Soleman B Ponto menyebutkan bahwa kasus yang menewaskan Brigadir J ini seakan jadi ujian terbesar Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca Juga: Nah Kan! Kasus Pembunuhan oleh Ferdy Sambo Jadi Pengalihan Pandangan Publik, Sudarsono Saidi Bongkar: Ada Seorang Tengik...
Menurut Soleman B Ponto, ujung atau akhir dari cerita kematian sang ajudan atas perintah atasan ini sangat ditunggu-tunggu masyarakat.
"Memang sekarang ini ujiannya di sini. Ini ujian yang terbesar di penghujung pemerintahan Pak Jokowi, di pemerintahan Pak Listyo. Ini ini ujian terbesar seperti apa ini kita akan selesaikan, gimana ujungnya," ujar Soleman B Ponto dalam YouTube pribadi Refly Harun pada Jumat (12/8).
Soleman B Ponto juga menegaskan soal riuhan dari masyarakat yang meminta agar Kapolri diturunkan lantaran dianggap tidak mampu dalam menyelesaikan kasus ini.
"Presiden tinggal memilih, semua kan akan kembali ke presiden nanti. Bahkan dia bisa ganti kapori. Jadi sekarang kita tunggu bagaimana rasa keadilan di tangan presiden sekarang," tandas Soleman B Ponto.
Sementara itu, tim penyidik Polri telah memeriksa Irjen Ferdy Sambo sebagai tersangka pembunuhan Brigadir J pada Kamis (11/8).
Melalui Telekonferensi pers, Dirtipidum Bareskrim, Brigjen Andi Rian Djajadi mengungkapkan bahwa pemeriksaan tersebut berlangsung selama kurang lebih tujuh jam yang dimulai pada pukul 11.00 hingga 18.00 WIB di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.
"Hari ini penyidik sudah melakukan pemeriksaan terhadap FS setelah ditetapkan sebagai tersangka. Pemeriksaan FS di Mako Brimob sejak pukul 11.00 sampai 18.00 WIB," ungkap Andi Rian.
Kemudian, Andi Rian juga menuturkan hasil pemeriksaan tersebut.
Dari keterangan Andi Rian, Ferdy Sambo mengaku secara terang-terangan bahwa dirinya menghabisi nyawa Brigadir J dengan alasan terbakar emosi. Hal itu disebutnya karena perlakuan Brigadir J yang yang melukai harkat dan martabat.
Baca Juga: Media Asing Turut Sebarkan Berita Ferdy Sambo, Umar Hasibuan: Bisa Berefek ke G20 Loh Pakde!
"Di dalam keterangannya, tersangka FS menjadi marah dan emosi setelah mendapat laporan dari istrinya PC, yang telah mengalami tindakan yang melukai harkat dan martabat keluarga yang terjadi di Magelang oleh almarhum Yoshua," ujar Andi Rian.
Lebih Lanjut, Andi Rian menegaskan bahwa rencana pembunuhan dimulai saat Ferdy Sambo memanggil Brigadir RR dan Bharada E.
"Kemudian, tersangka FS memanggil tersangka RR dan RE untuk merencanakan pembunuhan terhadap Yoshua," pungkas Andi Rian.
Sumber: NewsWorthy
Artikel Terkait
Bukan Mobil atau Motor, Pria Ini Naik Babi Terobos Banjir
Memaksa Bendera Pusaka Berkibar di IKN
Bahlil dan Agus Kartasasmita Diduga Punya Masalah yang Mirip Airlangga Hartarto
Rocky Gerung Sebut Ucapan Selamat Jalan Luhut ke Jokowi Penanda, Penanda Apa?