Hasil penelitian Prof. Dr. Ir. Erwin M. Harahap seperti dilansir dari laporan PASPI pada Kamis (19/5) membuktikan bahwa sistem dan aktivitas perakaran tanaman kelapa sawit ternyata meningkatkan kemampuan lahan kebun sawit dalam menahan aliran air permukaan dan meningkatkan kapasitas tanah menyimpan air.
Dalam penelitian tersebut juga ditemukan, aktivitas sistem perakaran serabut kelapa sawit yang masif dengan luas hingga radius 4,5 m dari pangkal pohon sawit dan kedalaman sampai 5 m di bawah permukaan tanah. Sistem perakaran yang demikian menciptakan pori-pori tanah mikro dan makro (biopori alamiah) yang makin banyak dengan semakin dewasanya umur kelapa sawit.
“Dengan adanya pori-pori tanah yang demikian, memperbesar infiltrasi (penerusan) air permukaan (misalnya ketika hujan datang) ke dalam tanah. Dan air yang diserap tanah tersebut tersimpan dalam pori-pori tanah,” catat hasil penelitian tersebut dalam laporan PASPI.
Dijelaskan laman Palm Oil Indonesia, air yang tersimpan dalam pori-pori tanah dimana kelapa sawit ditanam, menciptakan cadangan air yang cukup besar. Ketika musim kering tiba, cadangan air tersebut dilepas secara perlahan baik untuk kebutuhan tanaman kelapa sawit itu sendiri, untuk kebutuhan tanaman lain disekitarnya maupun untuk kebutuhan mikroorganisme tanah. Sebaliknya ketika musim hujan, air hujan yang jatuh ke lahan sawit terserap untuk mengisi waduk pori-pori tanah sebagai cadangan air.
“Sistem dan mekanisme biopori alamiah kelapa sawit yang demikian menyebabkan kemampuan lahan kelapa sawit dalam menahan air didalam tanah cukup bagus. Sistem biopori alamiah yang demikian menjadikan kebun sawit bagian penting dari konservasi tanah dan air,” catat laman Palm Oil Indonesia.
Sumber: populis.id
Artikel Terkait
Bukan Mobil atau Motor, Pria Ini Naik Babi Terobos Banjir
Memaksa Bendera Pusaka Berkibar di IKN
Bahlil dan Agus Kartasasmita Diduga Punya Masalah yang Mirip Airlangga Hartarto
Rocky Gerung Sebut Ucapan Selamat Jalan Luhut ke Jokowi Penanda, Penanda Apa?