Terseret Kasus ACT, Petinggi MUI Bantah Jabatannya dalam Koperasi 212, Eh Disodorin Bukti: Masih Banyak Jejaknya!

Dana yang diberikan kepada Koperasi 212 berasal dari penggelapan yang dilakukan Aksi Cepat Tanggap (ACT), terhadap dana sosial korban kecelakaan pesawat Lion Air JT-610.

Baca Juga: Koperasi 212 Terseret Kasus ACT, Guntur Romli: Kalau Terbukti Terima Duit Rp10 Miliar, Layak Disebut Koperasi Kriminal

Senilai Rp 34 miliar dana pesawat Boeing diberikan Rp 10 miliar kepada Koperasi 212, lalu untuk untuk program big food bus senilai Rp 2,8 miliar.

Kemudian untuk pembangunan pesantren peradaban Tasikmalaya senilai Rp 8,7 miliar, senilai Rp 3 miliar digunakan untuk dana talangan CV CUN, serta Rp 7,8 miliar untuk PT MBGS.

Sementara itu, petinggi MUI Cholil Nafis dituduh sebagai dewan Dewan Pengawas Syariah di Koperasi 212, dia menanggapi dengan bantahan.

"Banyak yg tanya soal saya di koprasi 212. Saya tegaskan bahwa saya tdk menjabat Dewan Pengawas Syariah di tempat itu. Saya tdk pernah menerima uang dari koprasi itu."

"Seingat saya tdk pernah Kiai Ma'ruf Amin rapat dg saya membahas soal koprasi 212," ungkapnya yang dikutip dari Twitter @cholilnafis, Kamis (28/7).

Terkait hal ini, rekam jejak digitalnya pun dibongkar, ada sebuah cuitan Cholil yang menyerukan pembangunan kemandirian umat dengan tagar 'Koperasi 212'.

Hal ini sebagai komentar dari unggahan akun Twitter @guntursubagja, yang menuliskan tentang silaturahmi dengan ketua Koperasi Syariah 212 Syafii Antonio (30/1/2017).

"Lil Cholil...." tulis akun Twitter @_Anak***.

Selain itu, ada bukti lainnya bahwa Cholil Nafis tengah melakukan kajian kitab Ihya Ulumuddi dengan ketua Dewan Pengawas Syariah KS212 (20/5/2018).

"Ayo semangat bersih?2; Pak Yai. Masih banyak lho, jejak?2;nya," ucap akun Twitter @Muha***.

Ini memang tidak membuktikan keterlibatan petinggi MUI tersebut dalam jajaran pengurus Koperasi 212, namun bisa disimpulkan bahwa dia pernah ikut kegiatannya.

?Lil Cholil.... https://t.co/Tha0Laa8wc pic.twitter.com/OgiEvrZi6A

Sumber: NewsWorthy