Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang sebelumnya tidak dimakamkan secara kedinasan kini proses penguburannya kembali dilakukan dengan upacara kepolisian.
Namun pengacara dari istri Ferdy Sambo yakni Arman Hanis merasa bahwa jenazah Brigadir J tidak pantas apabila dimakamkan secara resmi dengan upacara kepolisian.
Ia menganggap tidak pantas sebab Brigadir J telah melakukan hal tercela kepada Putri Candrawathi.
Baca Juga: Terungkap! Keluarga Yosua Tak Diizinkan Lihat Autopsi, Ada Permintaan Mereka yang Ditolak Dokter Karena Dianggap Langgar Etika
Diketahui keterangan kepolisian menyebut bahwa Brigadir J telah melakukan pelecehan dan menodong senjata kepada Putri Candrawathi saat kejadian baku tembak itu.
Menurut Arman, upacara pemakaman jenazah kedinasan polisi diterima sebagai perwujudan penghormatan dan penghargaan terakhir dari bangsa dan negara terhadap Pegawai Negeri pada Polri yang gugur, tewas atau meninggal dunia biasa.
Hal tersebut diatur dalam Peraturan Kapolri (Perkap) Nomor 16 Tahun 2014 dalam Pasal 4 huruf i.
Jika berdasarkan Perlap tersebut, bahwa anggota Pegawai Negeri atau Polri yang meninggal dunia akibat perbuatan tercela tidak akan menerima penghormatan dengan dimakamkan secara kedianasan.
"Menurut kami termasuk dalam perbuatan tercela," ujar Arman sebagaimana Polhukam.id kutip dari Suara.com, Kamis (28/7/2022).
Sebelumnya Polri telah menyetujui jenazah Brigadir J akan dilakukan autopsi ulang di RSUD Sungai Bahar, Jambi.
Autopsi tersebut melibatkan sejumlah dokter forensik dari beberapa rumah sakit dan universitas.
Baca Juga: Temuan Baru Kasus Kematian Yosua dari Rekaman CCTV: Baku Tembak Diduga Tidak Terjadi Pukul 17.00, Tapi di Malam Hari
Autopsi dipimpin oleh Kepala Departemen Forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Ade Firmansyah Sugiharto.
Hasil dari autopsi ulang ini nantinya akan langsung disampaikan oleh dr. Ade Firmansyah Sugiharto.
"Nanti dari dokter Ade yang mimpin langsung pelaksanaan autopsi ulang yang berkompeten untuk menyampaikan. Saya tidak berkompeten untuk menyampaikan tersebut," kata Dedi di RSUD Sungai Bahar, Jambi, Rabu (27/7).
Lebih lanjut, Dedi tidak menjelaskan berapa banyak dokter yang terlibat dalam autopsi ulang ini.
"Itu dokter, saya tidak bisa jawab itu. Untuk jumlahnya (dokter forensik yang terlibat), nanti dr Ade yang akan sampaikan," pungkasnya.
Sumber: suara.com
Artikel Terkait
[ANALISIS] Peringatan Keras Panglima TNI Untuk Prajurit Aktif Rangkap Jabatan
Jokowi Diminta Sembunyi Dulu 5 Tahun
Tegas! Dikontak Pertamina, Fitra Eri Tolak Tawaran untuk Bantah Isu Pertamax Oplosan
Intip Dua Sosok Istri Tersangka Mega Korupsi Minyak Mentah, Langsung Gembok Akun Medsos