Peristiwa berdarah itu akhirnya menewaskan salah satu ajudan Sambo yakni Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Menurut versi kepolisian, Brigadir J tewas usai terjadi baku tembak dengan rekannya Bharada E. Insiden itu terjadi pada Jumat (8/7/2022).
Ali Syarief pun ikut menyoroti peristwa adu tembak ini. Salah satunya soal otopsi ulang dari jenazah Brigadir J.
Baca Juga: Terkuak, Inilah Ekspresi 'Ketakutan' Brigadir J Sebelum Tewas Saat Video Call dengan Sang Kekasih, Bahkan Sampai Beri Wasiat Tak Terduga!
Sebelumnya kepolisian telah melakukan otopsi awal pada jasad Brigadir J. Namun hasil dari otopsi tersebut nyatanya ditolak pihak keluarga.
Penolakan tersebut terjadi lantaran pihak keluarga merasa kematian Brigadir J janggal setelah ditemukannya bekas luka lebam, sayatan benda tajam, dan lilitan di bagian leher.
Senada dengan pernyataan pihak keluarga Brigadir J, Ali Syarief juga menuturkan hal tersebut dalam cuitan di media sosial twitter pribadinya.
Dalam cuitannya Ali menyebut otopsi kedua kalinya yang diminta oleh pihak keluarga dilakukan karena ada seustau yang ditutup-tutupi. Ali terus terang menyebut ada kebhongan di dalamnya.
"Autopsi ke 2 kalinya, karena ada bungkus kebohongan pd autopsi awal," ketiknya di akun @alisyarief pada Rabu (27/7/22).
Lanjutnya, dari adanya kebohongan itu berimbas pada pengusutan kasusnya yang terhambat dan banyak asumsi liar yang berkembang.
"Akhirnya semua menjadi terhambat, opini berkembang menjadi liar. Puncaknya mempertaruhkan martabat bangsa," ujar Ali.
Baca Juga: Tidak Hanya Menjerit Histeris Sebut Nama Istri Ferdy Sambo, Ibunda Brigadir J Juga Tunjukkan Gelagat Seperti Ini di Makam Sang Anak
Autopsi ke 2 kalinya, karena ada bungkus kebohongan pd autopsi awal. Akhirnya semua menjadi terhambat, opini berkembang menjadi liar. Puncaknya mempertaruhkan martabat bangsa.
Hindari memilih pemimpin yang suka berbohong.
— Ali Syarief (@alisyarief) July 27, 2022Cuitannya ini pun terpantau ramai dikomentari warganet. Mereka juga memiliki pendapat yang sama terkait adanya kejanggalan dalam otopsi awal.
"Kalaulah Publik tidak mengendus keganjilan, mungkin Autopsi Ulang Brigadir J tak perlu dilakukan. Sayangnya publik sudah terlanjur," ujar akun @Hendro****.
"Menurut penilaian masyarakat itu kasus paling gampang di ungkap tp dibuat ruwet oleh mrk sendiri," ketik @Mulkis****.
"Yg tersangkut dgn autopsi pertama bisa dipidana nih....ngerik," turu @widya****.
Sumber: jpnn.com
Artikel Terkait
Bukan Mobil atau Motor, Pria Ini Naik Babi Terobos Banjir
Memaksa Bendera Pusaka Berkibar di IKN
Bahlil dan Agus Kartasasmita Diduga Punya Masalah yang Mirip Airlangga Hartarto
Rocky Gerung Sebut Ucapan Selamat Jalan Luhut ke Jokowi Penanda, Penanda Apa?