Menurut Zoya, sejauh ini ia melihat dugaan pelecehan itu seperti dikesampingkan hanya karena status Putri sebagai istri jenderal yang punya power, sedangkan Brigadir J (inisial Yosua di kasus ini) cuma seorang polisi pangkat rendahan.
"Jangan lupa bahwa pelecehan bisa terjadi pada siapa saja dan pelakunya bisa siapa saja," kata Zona saat jadi bintang tamu podcast Close The Door yang tayang di channel Youtube Deddy Courbuzier, Rabu (27/7/2022).
Baca Juga: Kader Perempuan PDIP Ini Tak Percaya Brigadir J Lecehkan Istri Ferdy Sambo: Masa Nafsu Sama Emak-emak, Pasti Ada Masalah yang Lebih Besar!
Zoya memaparkan, ada tiga teori motif orang melakukan perkosaan. Pertama, corrective rate.
Pada motif yang pertama, pelaku merasa dirinya harus mengoreksi korbannya secara seksual. Tujuannya untuk menguasai korbannya itu.
"Secara umum semua pemerkosaan bukan tentang hawa nafsu tapi tentang power untuk menguasai orang ini secara seksual," ujar Zoya memaparkan.
Pada motif yang kedua, Zoya menyebutnya dengan istilah power rate. Pada tahap ini, pelaku perkosaan cenderung punya hasrat mencari korban yang statusnya lebih tinggi dari dia.
Tujuannya untuk menaikkan status dirinya sehingga dia merasa jadi orang yang lebih berkuasa.
"Perempuan di Indonesia ataupun di negara patriarki begitu ada perkosaan, harkatnya langsung turun dan pemerkosanya merasa i own you sexually," ujar Zoya.
Baca Juga: Brigadir J Masih Biasa-biasa aja Pas di Rumah Pribadi Sambo, Kenapa Jadi Buas saat di Rumah Dinas, Jangan-jangan Ucapan Mbak Rara Benar...
Lebih lanjut, Zona menyebut istilah sadistic rate untuk motif yang ketiga alias yang terakhir.
Hampir sama dengan motif yang kedua. Hanya saja, pada teori yang ketiga ini disertai dengan kekerasan.
Sumber: jpnn.com
Artikel Terkait
Memaksa Bendera Pusaka Berkibar di IKN
Bahlil dan Agus Kartasasmita Diduga Punya Masalah yang Mirip Airlangga Hartarto
Rocky Gerung Sebut Ucapan Selamat Jalan Luhut ke Jokowi Penanda, Penanda Apa?
Pasutri di Sidoarjo Diduga Bekerja Sama Cabuli Siswi SD Penyandang Disabilitas