Prof Adrianus meminta penyidik untuk berangkat ke TKP dan memeriksa jenazah. Menurut dia, jika menemukan kejanggalan polisi harus segera mengeceknya.
Baca Juga: Kata Susno Duadji Soal Hasil Autopsi Ulang Brigadir J: Kalau Hasil Forensik Berbeda dengan Dokter Pertama, Maka Jalan Cerita Penyidikan..
"Saya selalu mengatakan, berangkatlah dari TKP, jangan di luar itu, kalau di luar itu kerja intel namanya. Berangkat lah dari TKP, mulai dari memeriksa posisi jenazah, mulai dulu melihat percikan darah, terus begitu, dan setiap ada hal menarik, segera periksa," ujar Prof Adrianus seperti dikutip dari Channel YouTube salah satu TV Swasta.
Prof Adrianus menilai penyidik masih mengembangkan cerita lama yang disampaikan Divisi Humas Polri. Padahal, menurut dia, masih banyak kejanggalan dari tewasnya Brigadir J.
"Tadi saya sempat melihat ketika ada rekonstruksi di auditorium Mabes Polda Metro Jaya. Ada yang pura-pura nembak sana-sini, dari atas. Itu kan artinya masih berangkat dari cerita lama, nah itu yang ditolak (publik -red) sebetulnya dan banyak sekali kejanggalan," ujar dia.
"Dari temuan-temuan forensik yang sudah sangat scientific (ilmiah -red) itu, maka tugas penyidik lah untuk merangkai, meramu, dan merekonstruksi hubungan di antaranya," imbuhnya.
Prof Adrianus mengatakan penyidik membutakan dirinya sendiri jika memakai proses investigasi dengan cara lama.
"Justru kalau penyidik masih ngotot pakai cara pikir lama, tembak dari atas, tembak-tembakan, lalu ada teriakan, yang mana masih banyak kejanggalannya, menurut saya penyidik sudah membutakan dirinya," jelasnya.
Lebih lanjut, dia juga meminta penyidik untuk mendengarkan suara hatinya untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi.
"Dengarkanlah hatimu, lihat lah semua bukti, dan pakai imajinasi agar kemudian bisa membayangkan apa yang sebenarnya terjadi. Jangan dengarkan kata-kata orang lain," ujar Prof Adrianus.
Selain itu, dia mengimbau Divisi Humas Polri untuk menyampaikan ke publik bukti-bukti terbaru yang ditemukan, bukan menggunakan cerita lama.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});"Nah makannya, Divisi Humas Polri itu bekerja dari hari ke hari, sesuai dengan bukti-bukti baru yang ditemukan, yang terjadi sekarang, Divisi Humas Polri muncul dengan paket cerita yang kemudian ditolak masyarakat, karena memang tidak dipercaya kan?" pungkasnya.
Sumber: NewsWorthy
Artikel Terkait
Memaksa Bendera Pusaka Berkibar di IKN
Bahlil dan Agus Kartasasmita Diduga Punya Masalah yang Mirip Airlangga Hartarto
Rocky Gerung Sebut Ucapan Selamat Jalan Luhut ke Jokowi Penanda, Penanda Apa?
Pasutri di Sidoarjo Diduga Bekerja Sama Cabuli Siswi SD Penyandang Disabilitas