Dugaan ini dimunculkan setelah Komnas HAM mengumpulkan sejumlah bukti terkait kasus ini.
Untuk dugaan yang terbaru ini secara garis besar masih mengacu ke kronologi dari pihak kepolisian.
Jadi, tanpa drama-drama isu liar seperti yang berkembang selama ini.
Baca Juga: Latar Belakang Keluarga Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi; dari Suku, Agama, Pendidikan, Anak hingga Pekerjaan Orangtua
Komisioner Bidang Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM Choirul Anam mengatakan, Brigadir J diduga memang tewas akibat baku tembak.
Menurut Anam, luka tembak di tubuh Brigadir J terdiri dari luka peluru masuk dan luka peluru keluar.
Hal ini diakibatkan karena Yosua mendapat tembakan dalam jarak yang berbeda-beda, salah satunya jarak dekat.
Salah satu luka akibat tembakan jarak dekat itulah yang diduga menembus kepala Brigadir J.
Ada juga yang menyebabkan jarinya terputus.
"Kalau dari karakter luka, jaraknya memang tidak terlalu jauh. Tetapi ada beberapa karakter jarak yang berbeda-beda," kata Anam saat dihubungi, Selasa (26/7/2022).
Anam tidak merinci berapa jumlah luka tembak itu.
Baca Juga: Gita Cinta dari SMP Antara Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, Siapa Sangka Weeding Anniversary ke-22 Kini Berbuah Petaka
Namun, ia menjelaskan kenapa luka akibat peluru masuk dan keluarnya berbeda.
"Karena ada peluru yamg masih bersarang di tubuh. Karena itu jumlahnya berbeda," kata dia.
Komnas HAM sudah menggali keterangan dari keluarga, ahli, serta memanggil tim forensik Polri yang mengotopsi jasad Yosua.
Menurut Anam, tim otopsi sudah menunjukkan titik-titik lubang luka maupun penyebabnya.
Tak cuma itu, tim otopsi juga sudah menunjukkan bagaimana mekanisme kerja mereka dalam memeriksa mayat.
Sumber: jpnn.com
Artikel Terkait
Memaksa Bendera Pusaka Berkibar di IKN
Bahlil dan Agus Kartasasmita Diduga Punya Masalah yang Mirip Airlangga Hartarto
Rocky Gerung Sebut Ucapan Selamat Jalan Luhut ke Jokowi Penanda, Penanda Apa?
Pasutri di Sidoarjo Diduga Bekerja Sama Cabuli Siswi SD Penyandang Disabilitas