Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso, menyinggung pentingnya profiling sosok Brigadir J sebelum kejadian.
Baca Juga: Bahas Polisi Tembak Polisi, Ketua IPW Sebut Penonaktifan Kadiv Propam Penting: Mencegah...
Itu karena, pihak kepolisian menyebutkan alasan polisi tembak polisi antara Brigadir J dan Bharada E adalah pelecehan seksual.
“Yang saya berfikir adalah, orang ini (Brigadir J) pada saat melakukan itu (pelecehan seksual) terjadi perubahan psikologis mendadak. Mungkin dia minum obat, atau mungkin dia kesambet,” ujar Sugeng di kanal YouTube Refly Harun yang ditayangkan pada Selasa (26/7).
Untuk melacak kondisi psikologis Brigadir J sebelum melakukan pelecehan seskual yang dituduhkan salah satunya dengan mem-profiling.
Profiling bisa dilakukan dengan mengecek komunikasi yang dilakukan seseorang sebelum mati untuk mengetahui dengan siapa dan apa yang dikomunikasikan.
“Mem-profiling tentang psikologis seseorang itu bisa dari komunikasi sebelum dia mati. Di mana? Di alat komunikasi, dia berbicara dengan siapa, suasana kejiwaannya tenang apa tidak,” ujar Sugeng.
Dalam pemeriksaan yang dilakukan oleh Bareskrim Polri di mapolda Jambi, Vera Simanjuntak mengaku mendapat 32 pertanyaan.
Selain dengan pihak keluarga, Brigadir J juga sempat berkomunikasi dengan Vera di hari kejadian polisi tembak polisi dengan Bharada E.
Sumber: NewsWorthy
Artikel Terkait
Memaksa Bendera Pusaka Berkibar di IKN
Bahlil dan Agus Kartasasmita Diduga Punya Masalah yang Mirip Airlangga Hartarto
Rocky Gerung Sebut Ucapan Selamat Jalan Luhut ke Jokowi Penanda, Penanda Apa?
Pasutri di Sidoarjo Diduga Bekerja Sama Cabuli Siswi SD Penyandang Disabilitas