Selain membludaknya manusia di titik sekitar zebra cross yang selama ini tempat catwalk, masalah lain adalah banyaknya pengunkung yang parkir liar.
Citayam Fashion Week adalah fenomena yang bermula dari banyaknya ABG dari Citayam dan Bojonggede yang nongkrong di Dukuh Atas sekitar Stasiun Sudirman.
Istilah-istilah unik lain yang kerap digunakan untuk menggambarkan fenomena ini adalah SCBD ataupun Haradukuh.
Citayam dan Bojonggede adalah nama kawasan di Kabupaten Bogor yang terlayani oleh jalur kereta rel listrik (KRL) commuterline.
Jika hanya ditinjau dari kacamata transportasi, terjadinya kemacetan saat Citayam Fashion Week disebabkan dua faktor.
Setidaknya demikian menurut penilaian Co-Founder Transport for Jakarta, Adriansyah Yasin Sulaeman.
Baca Juga: Sampai Bikin Brigadir J Takut dan Menangis, Siapakah Seseorang di Magelang yang Kerap Mengancam Ingin Membunuhnya?
Menurutnya, Citayam Fashion Week tidak menimbulkan kemacetan saat yang datang hanya remaja-remaja dari Citayam dan Bojonggede. Pasalnya, kedua wilayah itu dilayani oleh KRL.
Jadi, orang-orang yang datang adalah pengguna KRL yang notabene tidak membawa kendaraan pribadi.
"Citayam Fashion Week muncul karena akses transportasi umum massal yg baik membuat warga seJabodetabek bisa datang ke titik ini," sebut Yasin lewat twitternya, Sabtu kemarin.
Seiring berjalannya waktu, Citayam Fashion Week mulai mendapat hype tersendiri yang memancing banyak orang untuk datang.
Celakanya, tidak seperti ABG-ABG dari Citayam dan Bojonggede, orang-orang baru yang datang adalah pengguna kendaraan pribadi.
"Terus datanglah warga upperclass dg mobil pribadinya buat ikut-ikutan," ucap Yasin.
Baca Juga: Kader Perempuan PDIP Ini Tak Percaya Brigadir J Lecehkan Istri Ferdy Sambo: Masa Nafsu Sama Emak-emak, Pasti Ada Masalah yang Lebih Besar!
Jeje, bonge, kurma, dkk makin tergusur pic.twitter.com/g8WexaTy1R
— Dino (@Widino) July 23, 2022Menurut Yasin, pengguna kendaraan pribadi ini harusnya diarahkan parkir di Stasiun BNI City. Sebab, ada lapangan parkir yang cukup luas di sana.
Senada dengan Yasin, pegiat transportasi lainnya, Insan Ridho menyarankan agar kawasan Dukuh Atas diubah saja jadi pedestrian area sepenuhnya.
"Pejalan kaki bisa lebih aman juga leluasa. Di sisi minor lain, penyeberangan pejalan ini mungkin tidak terasa seperti "zebra cross" karena tidak ada kendaraan melintas," kata dia juga lewat akun twitternya.
Sumber: suara.com
Artikel Terkait
Memaksa Bendera Pusaka Berkibar di IKN
Bahlil dan Agus Kartasasmita Diduga Punya Masalah yang Mirip Airlangga Hartarto
Rocky Gerung Sebut Ucapan Selamat Jalan Luhut ke Jokowi Penanda, Penanda Apa?
Pasutri di Sidoarjo Diduga Bekerja Sama Cabuli Siswi SD Penyandang Disabilitas