Rocky Gerung menilai dua kali ultimatumnya Jokowi merupakan pertanda bahwa institusi-institusi negara menunggu diperintah oleh presiden.
Baca Juga: Tim Dokter TNI Turun Tangan Otopsi Ulang Jenazah Brigadir J: Ketar-ketir Ga Tuh Jenderal Polri? Ferdy Sambo Diminta Jujur Secara Terbuka..
“Ini juga sebagai sinyal bahwa soal-soal pengambilan keputusan itu akhirnya musti tunggu semacam sinyal dari presiden,” ujar Rocky Gerung di kanal YouTube-nya pada Jumat (22/7).
Menurutnya, tampak jika sinyal tersebut tidak diberikan oleh Jokowi, para jenderal berbintang memainkan interpretasinya terhadap kasus semacam ini.
Celakanya, opini publik akhirnya diayunkan sehingga membuat kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian menjadi berkurang.
Kendati demikian, pengamat yang akrab disapa Bung Rocky ini menilai tanggung jawab terhadap kasus ini berada di tangan Jokowi yang membawahi institusi Polri.
“Tapi sekali lagi Pak Jokowi bertanggung jawab penuh, bukan sekedar minta supaya itu (kasus polisi tembak polisi) selesai,” ujar Rocky Gerung.
Kasus polisi tembak polisi antara Brigadir J dan Bharada E mendapat perhatian publik usai pihak keluarga Brigadir J menemukan kejanggalan-kejanggalan dalam jasad putra mereka.
Sumber: NewsWorthy
Artikel Terkait
Memaksa Bendera Pusaka Berkibar di IKN
Bahlil dan Agus Kartasasmita Diduga Punya Masalah yang Mirip Airlangga Hartarto
Rocky Gerung Sebut Ucapan Selamat Jalan Luhut ke Jokowi Penanda, Penanda Apa?
Pasutri di Sidoarjo Diduga Bekerja Sama Cabuli Siswi SD Penyandang Disabilitas