"Investasi ini adalah yang ke-5 dilakukan PT Rohto Labolatories Indonesia yang dimulai dari 2001, 2008, 2010, 2012, dan 2022," kata Presiden Director Mukdaya Massidy dalam keterangan resminya, Kamis (7/7/2022).
Menurutnya, jika perluasan tersebut rampung, kapasitas produksi akan meningkat menjadi 20 juta botol lebih per tahun. Produksi obat tetes mata PT Rohto Labolatories Indonesia akan menggunakan teknologi Rectruction Accses Barier System (RABS) yang meminimalisasi sentuhan tangan manusia.
"Di sini interversi manusia akan sangat minimum karena menggunakan glove," ujarnya.
Penggunaan teknologi ini sangat penting. Sebab, obat tetes mata dalam produksinya harus steril. Teknologi ini di Indonesia baru sedikit digunakan. PT Rohto Labolatories Indonesia akan menjadi produsen terbanyak kapasitas produksinya setelah peluasan pabrik ini selesai.
Untuk penggunaan teknologi baru ini, pihaknya akan melakukan peningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) agar teknologi tersebut dikuasi. Penggunaan teknologi baru ini tentunya akan disesuaikan dengan yang dipersyaratkan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Dengan begitu, produk obat tetes mata PT Rohto Labolatories Indonesia sesuai memiliki kualitas dan standarisasi obat.
"Kita nanti akan adakan training dan pelatihan untuk mengusai teknologi tersebut dengan mengirim atau mendatangkan tenaga ahli dari Jepang," ungkapnya.
Mukdaya mengungkapkan, PT Rohto Indonesia Labolatories juga akan mengembangkan dan melakukan ekspansi produk untuk Lensa Tanam Katarak dan Glukoma Implan. "Jadi kami merupakan produsen satu-satunya di Indonesia yang memproduski Lensa Tanam Katarak dan Glukoma Implan di Indonesia," ujarnya.
Menurutnya, dengan adanya ekspansi dan perluasan pabrik ini, diharapkan kapasitas produski untuk kedua produk itu meningkat menjadi 500 pcs per tahun. Produski Lensa Tanam Katarak dan Glukama Implan sudah memiliki standar ISO dan sudah mendapatkan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Lensa Tanam Katarak sendiri merupakan lensa buatan untuk menggantikan lensa bagi penderita katarak. "Jadi saat kena katarak, lensa mata akan dibuang dan lensa ini akan ditanam di mata, dan ini dinamakan Intra Ocular Lens," katanya.
"Katarak sebetulnya bisa disembuhkan dengan jalan melakukan operasi. Akan tetapi, dengan menggunakan Lensa Tanam Katarak bisa menjadi lebih simpel dan praktis," sambungnya.
PT Rotho Labolatories Indonesia juga berkerja sama dengan Universitas Indonesia (UI) untuk memproduksi Glukoma Implan yang digunakan untuk operasi. Perbedaannya, dengan Lensa Tanam Katarak masih bisa disembuhkan, sedangkan Glukoma tidak bisa disembuhkan. Sebab, jika menderita penyakit mata ini, tekanan bola mata akan merusak syaraf mata.
"Jadi, sebelum syarafnya rusak harus dioperasi dengan dilakukan penanaman Implan Gukoma," imbuhnya.
Produk ini berhasil diciptakan dengan nama Virna Glukoma Implan By Rohto yang dapat menekan biaya. Sebab, selama ini Glokoma Implan masih didatangkan dari luar negeri.
"Kalau produk impor Glokoma Implan itu harganya US$500, dengan diproduski sendiri dapat menekan biaya sekitar US$200 dolar atau 55 sampai 60 persen lebih murah. Keberhasilan ini diharapkan bisa membantu jumlah buta akibat katarak karena terjadi glukoma di Indonesia," pungkasnya.
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Memaksa Bendera Pusaka Berkibar di IKN
Bahlil dan Agus Kartasasmita Diduga Punya Masalah yang Mirip Airlangga Hartarto
Rocky Gerung Sebut Ucapan Selamat Jalan Luhut ke Jokowi Penanda, Penanda Apa?
Pasutri di Sidoarjo Diduga Bekerja Sama Cabuli Siswi SD Penyandang Disabilitas