Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani, pun mengamini bahwa nilai tukar rupiah terus melanjutkan pelemahan terhadap dolar AS. Ia menyebut, beberapa indikator ekonomi masih dalam keadaan dinamis, terutama dari sisi keuangan speerti nilai tukar, suku bunga, dan inflasi.
Meski begitu, Sri Mulyani menilai kondisi perekonomian Indonesia masih cukup baik. Hal itu setidaknya tercermin dari neraca transaksi berjalan yang mengalami surplus pada kuartal I 2022.
"Beberapa indikator ekonomi dalam situasi dunia yang speerti sekarang memang masih sangat dinamis. Namun, Indonesia dari sisi neraca pembayaran, transaksi berjalannya cukup baik," tegas Sri Mulyani di Gedung DPR pada Selasa, 5 Juli 2022.
Jelang siang, rupiah terkoreksi -0,27% ke level Rp14.979 per dolar AS. Rupiah anjlok lebih dalam terhadap dolar Australia (-0,30%), poundsterling (-0,30%), dan euro (-0,23%).
Di Asia, rupiah menjadi mata uang paling lemah kedua setelah baht (0,12%). Dengan kata lain, rupiah keok atas yen (-0,68%), yuan (-0,45%), won (-0,44%), dolar Singapura (-0,36%), dolar Hong Kong (-0,26%), dan dolar Taiwan (-0,06%).
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
[ANALISIS] Peringatan Keras Panglima TNI Untuk Prajurit Aktif Rangkap Jabatan
Jokowi Diminta Sembunyi Dulu 5 Tahun
Tegas! Dikontak Pertamina, Fitra Eri Tolak Tawaran untuk Bantah Isu Pertamax Oplosan
Intip Dua Sosok Istri Tersangka Mega Korupsi Minyak Mentah, Langsung Gembok Akun Medsos