We Are Social mencatat, kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna dengan 170 juta penggunanya telah aktif di media sosial. Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa pengguna internet mencapai 61.8% dari total populasi.
"Sekarang era perubahan ke digitalisasi, bagaimana kita menyikapinya? Perubahan itu membawa kita ke arah lebih baik, dapat mempermudah dan kitanya bisa maju berkembang, membuka peluang. Kenapa nggak kita menerima perubahan," kata Artis dan Public Figure, Fanny Fabriana, saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis (30/6), dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta.
Fanny pun mengajak untuk membuat konten positif. Apalagi, hampir setiap orang memiliki media sosial. Namun, sebelum itu, ketahui dulu alasan dalam bermedia sosial. Jika masih bingung dengan konten apa yang ingin dibagikan, mulailah dengan membuat hal-hal yang dikuasai, disukai, dan dimengerti. Jujur dengan menjadi diri sendiri juga penting agar setiap unggahan memiliki karakter.
"Sekarang ini makin banyak orang-orang kreatif, kita lihat di Instagram dan TikTok isinya banyak banget yang kreativitas di dalamnya," ujar Fanny lagi.
Tak hanya berisi kreativitas, konten positif juga memberikan informasi dan manfaat bagi audiens. Para pemilik usaha pun sebaiknya lebih aktif lagi di media sosial dalam mempromosikan bisnisnya lewat foto dan video yang estetik. Melalui media sosial, pengguna juga bisa menambah networking untuk menjalin kerja sama dengan pihak lain sehingga menguntungkan satu sama lain.
Agar maksimal, kenali jenis usaha yang bisa jadi peluang di era digital. Misalnya usaha online, promosi melalui social media e-commerce atau marketplace. Kenali kapan waktu terbaik untuk mengunggah konten, pelajari audiens, dan terus mengasah dengan edukasi diri akan cara membuat konten yang dapat disukai pemirsanya.
Menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori sedang.
Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.
Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi. Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya untuk berbagi terkait budaya digital, antara lain Founder & CEO Coffee Meets Stock, Theo Derick dan Perawat Homecare anggota RTIK Indonesia, H. Febria serta artis dan Public Figure, Fanny Fabriana.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Literasi Digital hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi.
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Memaksa Bendera Pusaka Berkibar di IKN
Bahlil dan Agus Kartasasmita Diduga Punya Masalah yang Mirip Airlangga Hartarto
Rocky Gerung Sebut Ucapan Selamat Jalan Luhut ke Jokowi Penanda, Penanda Apa?
Pasutri di Sidoarjo Diduga Bekerja Sama Cabuli Siswi SD Penyandang Disabilitas