Kontrak minyak sawit acuan FCPOc3 untuk pengiriman September 2022 di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik RM12 per ton, atau terdapat kenaikan 0,24 persen, menjadi RM4.915 (US$1.116,54) per ton pada awal perdagangan.
Dilansir Reuters, untuk harga minyak sawit secara bulanan tercatat anjlok 22 persen, yang merupakan penurunan harga minyak sawit tertajam sejak Oktober 2008 silam. Para memperkirakan, pengiriman akan tetap lemah, disaat pemerintah Indonesia sedang meningkatkan ekspor.
Kontrak soy oil teraktif Dalian DBYcv1 turun 0,2 persen, sementara kontrak minyak sawit DCPcv1 turun 0,02 persen. Harga kedelai di Chicago Board of Trade BOcv1 naik 0,2 persen. Harga minyak sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lain dikarenakan adanya persaingan dalam memproleh pangsa pasar minyak nabati di tingkat global.
Analis Teknis Reuters, Wang Tao mencatat, harga minyak kelapa sawit kemungkinan akan berada di RM4.742 per ton, yang merupakan kenaikan harga dari harga terendah yang dicapai baru-baru ini di level RM4.493 per ton.
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
[ANALISIS] Peringatan Keras Panglima TNI Untuk Prajurit Aktif Rangkap Jabatan
Jokowi Diminta Sembunyi Dulu 5 Tahun
Tegas! Dikontak Pertamina, Fitra Eri Tolak Tawaran untuk Bantah Isu Pertamax Oplosan
Intip Dua Sosok Istri Tersangka Mega Korupsi Minyak Mentah, Langsung Gembok Akun Medsos